Neraka di Eastern Ghouta, Ratusan Ribu Nyawa Terancam
Dari markas besar PBB di New York City, Amerika Serikat (AS), Nikki Haley menyerukan hal yang sama dengan Guterres.
’’Sudah waktunya kita melakukan sesuatu untuk menyelamatkan nyawa para pria, perempuan, dan anak-anak Syria dari rezim brutal Assad,’’ tegas diplomat keturunan India yang didapuk menjadi duta besar AS untuk PBB itu, sebagaimana dikutip Associated Press.
Sayang, Syria yang dimaksud Haley tidak termasuk Afrin alias Afrin Canton. Sebab, di area yang masuk wilayah otonomi khusus Rojava tersebut, AS menggelorakan pertempuran.
Lewat kelompok paramiliter Kurdi YPG (Yekineyen Parastina Gel), militer Negeri Paman Sam berhadapan dengan militer Turki, meski tidak secara langsung. Pertempuran bertambah sengit dengan kehadiran pasukan Assad pada Selasa (20/2).
Jika Eastern Ghouta dibombardir sejak Minggu (18/2), Afrin porak-poranda sejak akhir Januari. Di perbatasan Syria dan Turki itu, warga sipil yang sebagian besar adalah keturunan Kurdi terpaksa bersembunyi di gua-gua agar tetap hidup.
Sementara itu, di Eastern Ghouta, penduduk tak punya banyak pilihan untuk bersembunyi. Sebab, mayoritas bangunan di sana sudah rata dengan tanah. (hep/c18/dos)
Kendati jumlah korban tewas sudah lebih dari 300 orang, aksi ofensif militer Bashar al-Assad dan Rusia di Eastern Ghouta belum menunjukkan tanda-tanda berakhir
Redaktur & Reporter : Adil
- Kunjungi Markas PBB, Fraksi PKS DPR Perjuangkan Nasib Anak-Anak Gaza Korban Agresi Israel
- Pj Wali Kota Tangerang Dr. Nurdin Beri Penghargaan kepada Para Wajib Pajak Terbaik
- Mengenal Jaringan Internasional Rantastia Nur Alangan, Oh Ternyata
- Rantastia Nur Alangan Ungkap Dukungan Dr. Ram Krishna untuk UIPM
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29
- Dituding Jenderal Gadungan, CEO UIPM Tunjukkan Bukti Undangan Resmi PBB