Nestapa Eriyanto, Il Capitano Terbaik AC Milan Junior Camp Day 2010
Pulang Sekolah, Cari Rumput Dulu Baru Berlatih
Kamis, 29 Desember 2011 – 19:26 WIB

Eriyanto menunjukkan medali yang diraihnya. Foto:DHIMAS GINANJAR/JAWA POS
Eriyanto punya bakat bermain bola yang luar biasa. Sayang, karirnya meredup dan terancam mati karena impitan ekonomi. Bagaimana kisahnya?
DHIMAS GINANJAR, Sukabumi
"Tidak akan pernah terlupakan momen itu," ujar Eriyanto kepada Jawa Pos yang menemuinya di Nagrak, Sukabumi. Masih dengan senyum yang terkembang, dia menceritakan bagaimana bangganya bisa membuat bendera Merah Putih berkibar di San Siro.
DHIMAS GINANJAR, Sukabumi
TIDAK banyak pemain sepak bola Indonesia yang merasakan rumput Stadion San Siro, Milan, Italia. Siapa sangka, kesempatan langka itu sudah dirasakan Eriyanto, bocah 15 tahun asal Nagrak, Sukabumi, Jawa Barat (Jabar).
Kenangan manis itu memang sudah setahun berlalu. Namun, Eriyanto tetap tidak bisa menyembunyikan senyumnya kalau mengingat kisah indah tersebut. Yakni, saat dia berhasil membawa tim Indonesia junior menjadi kampiun AC Milan Junior Camp Day. Indonesia menjadi jawara setelah mengalahkan tuan rumah Italia 1-0 lewat gol semata wayang David Nathan, 14.
Baca Juga:
Eriyanto punya bakat bermain bola yang luar biasa. Sayang, karirnya meredup dan terancam mati karena impitan ekonomi. Bagaimana kisahnya? DHIMAS
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah