NET TV: Antara Bisnis Nyata dan Mimpi
Oleh: Joko Intarto
Munculnya Wisnuthama sungguh membuat saya kagum. Siapa tidak kenal dia? Dalam industri penyiaran TV, Wisnuthama sudah ditahbiskan sebagai ‘dewa’. Walau usianya masih muda. Mungkin ‘dewa muda’.
Program-program baru pun muncul satu per satu. Tokoh-tokoh selebriti yang dulu tampil di TV nasional, mulai bersiaran di NET TV. Sebagai penonton, saya suka. Sisa-sia penderitaan dan kemiskinan Spacetoon sebagai TV lokal sudah tak tampak sama sekali di NET TV.
Glamor. Kinclong.
Tidak kalah dibanding TV nasional. Bahkan lebih unggul. Karena beritanya saja diproduksi dengan kamera-kamera sinematik. Seperti syuting sinetron.
Tapi hidup glamor itu mahal. Selalu tampil kinclong juga mahal. Padahal seglamor-glamornya NET TV, stasiun itu tetaplah stasiun TV lokal. Sekinclong-kinclongnya NET TV, stasiun itu tetaplah stasiun TV lokal.
Sebagai pimpinan stasiun TV lokal berjaringan, terus terang saya keder. Melihat penampilan NET TV. Mana bisa JPMC tampil sehebat itu? Kalau hanya alat produksi, JPMC pasti bisa membeli.
Memproduksi konten sekelas NET TV pun bisa membiayai. Tapi, hanya sekali-sekali. Tidak mungkin sanggup sepanjang hari. Memang duit Jawa Pos tidak berseri?
Pertanyaan saya saat itu: Sampai kapan NET TV kuat?
Manajemen NET TV membantah telah melakukan PHK massal. Yang ada menawari karyawan resign dengan kompensasi menarik.
- Penyebab Utama Gelombang PHK Massal Terungkap, Industri hingga Ritel Terdampak
- KTKI Korban PHK Massal Mengadu ke Ombusdman, Minta Audiensi pada Puan Maharani & Komisi 9
- Hindari PHK Massal, Pemda Bakal Outsourcing Honorer yang Tak Masuk Database BKN
- DPR Khawatir Investasi TikTok Permudah Produk Tiongkok Masuk Indonesia
- Ribuan Buruh Menolak Direlokasi, PT Sai Apparel Semarang Lakukan PHK Massal
- Tuntut Ganti Majelis Hakim, Ratusan Karyawan PT PRLI Berunjuk Rasa di Kantor MA