Netizen China Protes Kemenangan Master Kung Fu Lawan Petinju Palsu
Seorang pria Afrika yang disebut-sebut sebagai "petinju pemberani" disingkirkan oleh seorang master Kung Fu China hanya dalam 43 detik di turnamen seni bela diri internasional di negara Asia Timur itu.
Poin kunci:
• Petinju Tanzania adalah pelajar internasional dan hanya pernah bertarung dalam 10 pertandingan• Penyelenggara merekrut petinju asing untuk membuat turnamen itu terlihat "lebih internasional"
• Netizen China merasa malu dengan lelucon itu dan mempertanyakan apakah laga itu disengaja
Media milik Pemerintah China - yang dengan cepat mengumumkan kekalahan cepat petinju itu dan bagaimana hal itu menunjukkan kekuatan Kung Fu China -kemudian menemukan bahwa pria Afrika itu adalah seorang pelajar internasional yang dilaporkan dibayar 6.000 yuan (atau setara Rp 12 juta)) oleh sponsor acara.
Para sponsor mengklaim bahwa mereka gagal memverifikasi latar belakang pria Tanzania berusia 30 tahun itu, yang disediakan oleh agen makelarnya.
Bulan lalu "Kejuaraan Tinju 6 Negara" diselenggarakan oleh Provinsi Henan tengah dan diadakan di kota Dengfeng, yang dikenal sebagai ibukota Kung Fu China, di mana ratusan ribu orang telah mempelajari seni bela diri.
Dalam acara promosi, penyelenggara mengatakan sorotan pertandingan akan terjadi di laga tinju kelas 80 kilogram, antara siswa Shaolin berusia 51 tahun, Shi Yanzi, dan warga Tanzania, yang dikenal hanya dengan nama depannya, Gabriel.
"Pejuang pemberani ini memiliki rekor terbaru 15 pertandingan, dengan 14 kemenangan dan 1 kekalahan," kata penyiar yang memperkenalkan Gabriel.
Photo: Shi Yanzhao mengatakan, ‘pukulan dan tendangan kerasnya’ mungkin mengenai tulang rusuk Gabriel. (Weibo: China News)
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan