Netizen China Protes Kemenangan Master Kung Fu Lawan Petinju Palsu
Ia mengatakan, banyak penyelenggara kompetisi di industri ini secara khusus merekrut petarung asing untuk membuat turnamen tampak "lebih internasional" dan bahwa ia sebelumnya telah mengatur tiga kompetisi untuk Gabriel.
"[Pembayarannya] lebih dari 1.000 yuan (atau setara Rp 2 juta) untuk setiap kompetisi, terlepas dari apakah ia memenangkan pertandingan atau tidak," katanya, seraya menambahkan bahwa ia bahkan tidak berhasil mencapai kompetisi ketiga karena ia ketinggalan kereta.
Dalam laporan China Youth Daily yang sama, Gabriel mengklarifikasi bahwa ia bukan "master tinju" dan hanya pernah berpartisipasi dalam sepuluh kompetisi, termasuk enam pertandingan di China.
Banyak netizen China mengatakan mereka merasa malu dengan lelucon itu dan bahkan mempertanyakan apakah penyelenggara sengaja memasangkan master Shaolin melawan seorang amatir.
"Makanan palsu, obat palsu, teknologi palsu, berita palsu, sejarah palsu, teori palsu ... dan bahkan memiliki pertandingan palsu," kata seorang pengguna Weibo dengan nama panggilan Liudana_Cilouhua.
"Sebagai murid biasa yang baru saja meninggalkan sekolah, ia hanya seorang penggemar tinju. Kenapa ia dipromosikan menjadi juara tinju berkulit hitam?" tulis pengguna lain, Ouyang Kaka.
Penyelenggara Kejuaraan Tinju Enam Negara membela laga itu dan mengklaim pertandingan tersebut hanya diputuskan sehari sebelum kompetisi.
Shi Yanzi mengatakan kepada China News setelah pertandingan bahwa "ia tak terlalu menikmati kompetisi itu" dan berharap untuk bertemu lawan yang lebih kuat di lain waktu.
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan