Netizen Ragukan Pengakuan Anies Tak Punya Buzzer, Pengamat Merespons

jpnn.com, JAKARTA - Pengakuan Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan yang tidak pernah menggunakan jasa pendengung atau buzzer selama menjadi gubernur DKI Jakarta dan kontestasi politik, mulai diragukan. Sejumlah akun bot pendukung Anies di twitter terlibat dalam perang udara.
Pengamat politik Dedi Kurnia Syah mengatakan secara teknis Buzzer memungkinkan dimiliki oleh semua kelompok.
Meskipun dalam kerja propaganda bisa berbeda fungsi. Satu sisi untuk melakukan propaganda murni, dan pada sisi lain untuk kontrapropaganda lawan.
“Bisa saja Anies menggunakan buzzer untuk menghadapi serangan lawan dan memungkinkan Anies tidak terlibat langsung. Hal ini bisa dilihat bagaimana ketika Anies menjadi pemenang,” kata Dedi, Minggu (3/12/2023).
Buzzer dalam kerja politik era digital ini wajar, tetapi akan merusak iklim demokrasi jika Buzzer lebih dominan hanya untuk memanipulasi reputasi kandidat.
“Buzzer diperlukan agar informasi terpilah, mana kandidat yang memang memiliki kapasitas, dan mana yang tidak,” ungkap Dedy.
Pengakuan Anies juga mulai diragukan warga Net. Salah satu akun yang meragukan Anies tidak punya buzzer adalah @nazreashe.
Akun ini melakukan posting komentar: Anis tuh kayaknya beneran punya stok buzzer gede banget deh, tiap kali lihat komennya di sosmed, kayak konser buzzer. Akun @nazreashe menyertakan taggar #MulutManisAnies.
Pengakuan Capres Anies Baswedan yang tidak pernah menggunakan jasa pendengung atau buzzer selama menjadi gubernur DKI Jakarta dan kontestasi politik diragukan.
- PDIP Menentang Retret Kepala Daerah, Prabowo Terancam Kehilangan Legitimasi Politik
- Pengamat Ingatkan Pemerintah Jangan Salah Pilih Pemimpin dan Dewas Danantara
- Soal Danantara, Pengamat: Ide Baik tetapi Berisiko Tinggi
- Tahun ke-12, Nara Kreatif Meluluskan 778 Siswa, Anies Baswedan Beri Pesan Khusus
- Pengamat Sebut KPK Harus Lanjutkan Kasus Hasto, Jangan Jadi Alat Barter Kekuasaan
- Soroti Keamanan Data di SatuSehat Mobile, Pengamat: Harus Diperhatikan