Netralitas TNI di Pilpres Harus Dijaga
"Di Kalimantan saya mendapat laporan, bahwa ada oknum militer di sebuah acara resmi di Balikpapan melecehkan Jokowi. Bahkan memaksa hadirin untuk menunjukkan angka satu. Informasi akurat yang saya peroleh ini, oknum tersebut juga benci dengan orang yang memakai baju kotak-kotak," katanya.
Bahkan kata dia, ada seorang Bupati di di Kalimantan Timur yang rela mengobral tas-tas bermerek mahal yang menjadi koleksinya dengan harga murah asalkan pembelinya mencoblos Prabowo di Pilpres nanti. Gubernurnya pun juga tidak kalah massifnya, menggalang pemenangan untuk pasangan nomor urut satu.
"Yang saya herankan, mengapa sampai seorang Menko Polkam tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bentuk-bentuk intimidasi dan ancaman yang sekarang sudah merata di tanah air. Yang paling saya sesalkan, Presiden SBY seolah-olah diam dan mendiamkan," katanya.
Ari pun meminta SBY, agar memberikan legacy terbaik agar dikenang rakyatnya dengan tinta emas sebelum mengakhiri jabatannya sebagai Presiden. Presiden SBY mesti menjadi seorang negarawan, bukan politikus praktis, apalagi pragmatis. (jpnn)
JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Ari Junaedi mengatakan independensi TNI perlu dijaga. Sebab, informasi mengenai ketiidaknetralan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Punya Prestasi Bagus, Fly DBA Indonesia Raih Penghargaan Tertinggi dari Saudia Airlines
- Tidak Ada Optimalisasi di Seleksi PPPK 2024 Tahap 1
- Pengurus Baru Dilantik, KAHMI Unkris Siap Berkontribusi Wujudkan Indonesia Emas
- Merayakan HUT ke-17, TMP Ingin Melahirkan Kader Kritis dan Berpikir Matang
- Yanuar Arif Mengapresiasi Respons Cepat Menteri PU terhadap Aspirasi Masyarakat Banyumas-Cilacap
- Bambang Hero Dipolisikan Warga Babel, Kuasa Hukum Terdakwa Kasus Timah Jelaskan Ini