Netway Utama Sempat Dilarang Beroperasi di Kampus
Rabu, 03 Juli 2013 – 17:58 WIB
"Saya menggandakan itu tidak seizin PLN. Tapi, enggak semua aplikasi yang saya ambil dari SIMPEL-RISI. Hanya beberapa dan dinamakan CCBS,” katanya di persidangan itu. “Platform asalnya Oracle, tapi kemudian saya ubah ke bentuk Acces agar bisa dimuat dalam cakram digital," timpalnya.
Baca Juga:
Bambang Widiono mengakui PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah pemilik hak cipta SIMPEL-RISI. Menurut dia, saat pembuatan SIMPEL-RISI berakhir pada 2001, ITB tidak bertanggungjawab lagi dalam proses penerapan dan pengembangan.
Keterangan itu dikuatkan oleh saksi Tunggono, merupakan mantan Direktur Pemasaran PT PLN Disjaya-Tangerang. Menurut dia, dalam klausul kontrak disebutkan sistem SIMPEL-RISI sepenuhnya adalah milik PT PLN Disjaya-Tangerang, setelah pembuatan dinyatakan selesai pada 2001.
"Karena PLN Disjaya-Tangerang yang mengeluarkan biaya pembuatan dan pelaksanaan. Dan penggunaan sistem SIMPEL-RISI untuk kepentingan pengembangan harus seizin PLN Disjaya Tangerang," ujar Tunggono. (boy/jpnn)
JAKARTA – Saksi bekas Direktur Teknik Institut Teknologi Bandung, Prof Dr. Bambang Widiono, mengaku sempat melarang PT Netway Utama terlibat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemenpora-BKKBN Sepakat Tingkatkan IPP Nasional Domain Partisipasi & Kepemimpinan Serta Kesehatan
- Respons Susi Pudjiastuti Setelah Pilot Kapten Philip Dibebaskan dari KKB
- Tim LAZISNU dan Poroz Kirimkan 12 Kontainer Bantuan Kebutuhan Pokok dan Kesehatan untuk Warga Palestina
- Jokowi & SBY Sepakat Memberi Dukungan Penuh kepada Pemerintahan Prabowo Subianto
- Tak Masuk Kerja 6 Bulan, Oknum Polisi Terlibat Peredaran Narkoba Dijemput Propam Polda Sumsel
- Satgas Damai Cartenz Mengedepankan Soft Approach Membebaskan Pilot Susi Air