Nevi Zuairina: Harkitnas Jadi Momen Membangun Generasi Millenial Berjiwa Pahlawan
jpnn.com, PADANG - Anggota DPR RI asal Sumatera Barat II Hj Nevi Zuairina ketika mendengar kata pahlawan, langsung teringat banyaknya tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan yang dimiliki oleh negara ini.
Dari ranah Minangkabau saja sangat banyak seperti Tuanku Imam Bonjol, M Hatta, Tan Malaka, Rahmah El Yunusiyah, Rohana Kuddus, M Natsir, dan masih banyak pahlawan lainnya.
Mereka adalah para pahlawan bangsa yang berjuang dengan sangat keras merebut kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
“Jika dulu pahlawan adalah orang yang mengangkat senjata untuk mengusir penjajah, bagaimana dengan sekarang? Masihkah pahlawan dipersepsikan demikian? Secara definisi, pahlawan adalah warga negara yang melakukan tindak kepahlawanan, berjasa dan berkorban untuk bangsa dan negara, serta tidak melakukan tindakan yang menodai nilai perjuangannya. Dalam UU No 20/2009 juga disebutkan, orang yang menghasilkan prestasi dan karya yang luar biasa bagi bangsa dan negara juga mencirikan nilai kepahlawanan. Artinya setiap warga negara memiliki kesempatan untuk bisa menjadi pahlawan,” ujar Nevi.
Legislator Sumatera Barat II ini ketika berjumpa dengan anak-anak muda generasi milenial Sumbar, mengingatkan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang terus mengingat jasa pahlawannya.
Namun, sebagai bangsa yang besar di era digitalisasi teknologi informasi yang terus berkembang, sangat perlu mengingat tentang heroisme para pejuang negeri ini. Semangat Heroisme ini mesti ditransformasikan sebagai keberanian generasi milenial untuk berkontestasi menggunakan ide-ide kreatif yang meluas pada spektrum antarnegara bahkan lintas benua.
"Saat ini, tantangan bangsa kita tidak lagi berjuang menghadapi musuh berupa negara-negara penjajah. Itu tantangan satu abad hingga tujuh dekade yang lalu, ketika kolonialisme masih menjadi bagian dari interkoneksi antarbangsa. Tantangan pada masa kini, pada era digital, tentu sangat berbeda yakni dengan segenap kompleksitas persaingan ekonomi, diplomasi lintas negara, kontestasi identitas, hingga perebutan energi antarkorporasi," kata Nevi.
Politikus PKS ini menggambarkan, bahwa hidup pada zaman di mana inovasi digital menjadi bagian dari anugerah sekaligus musibah bagi manusia masa kini. Kita hidup pada zaman di mana narasi kepahlawanan dicatat dengan cara yang berbeda dibandingkan tujuh dekade silam.
Dari ranah Minangkabau saja sangat banyak seperti Tuanku Imam Bonjol, M Hatta, Tan Malaka, Rahmah El Yunusiyah, Rohana Kuddus, M Natsir, dan masih banyak pahlawan lainnya.
- Said Abdullah PDIP Mendukung Pelaksanaan APBN 2025 untuk Rakyat
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- Legislator PKS Desak Kejagung & BPK Sita Duit Judi Online Rp 187,2 Triliun di Lembaga Keuangan
- Kenaikan PPN 12 Persen, Marwan Cik Asan Mendukung karena Ada Perlindungan bagi Masyarakat Bawah
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia