New Normal, Ketum GP Ansor: Saya Harus Katakan dengan Sedih Hati

Pertama, pandangan yang mengatakan new normal bisa ditetapkan setelah kurva pandemi ini melandai, baru bisa bicara kondisi normal baru.
Di sisi lain ada juga pandangan bahwa tidak perlu menunggu landai karena sebelum ada pandemi dan ketika mengalami pandemi ini, kehidupan masyarakat berbeda.
Artinya rakyat melakukan adaptasi terhadap situasi pandemi. Itulah yang disebut new normal.
Sementara dalam pandangannya pribadi, Gus Yaqut menyatakan new normal itu bisa terjadi dengan beberapa syarat.
Pertama, tren penambahan kasus baru semakin kecil. Artinya ada kendali dan yang memiliki otoritas menyatakan penambahan kasus semakin kecil.
Kedua, pasien yang sembuh juga semakin banyak.
Ketiga, penyebaran Covid-19 harus mampu dikendalikan dengan tes, tracing dan isolasi dan hal ini harus ada jaminannya.
"Kalau tiga hal ini tidak bisa diberikan maka new normal tidak berdampak apa-apa selain menambah buruk situasi. Jadi sekarang belum saatnya new normal. Saya kira pemerintah harus konsentrasi ke hal terkait kesehatan rakyatnya dulu," tandasnya. (fat/jpnn)
Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menanggapi istilah New Normal yang digaungkan Presiden Jokowi di tengah pandemi Covid-19.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Ketum GP Ansor: Ganggu Ketahanan Pangan, Hadapi Banser Patriot!
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak