Next Level AI Conference: Para Pelaku Bisnis Bicara Soal Pemanfaatan Kecerdasan Buatan
jpnn.com, SEMARANG - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Nezar Patria menjelaskan integrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menghasilkan efisiensi dan peluang dalam bisnis.
Nezar mengingatkan dalam pemanfaatan AI, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat tantangan secara kompleks. Oleh karena itu, diperlukan tata kelola AI yang tepat.
“Saat ini Kementerian Kominfo tengah menyusun Surat Edaran Menteri Kominfo tentang Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial yang akan menjadi panduan etika untuk organisasi dan perusahaan yang menggunakan AI,” jelasnya.
Perlu masukan dari para pemangku kepentingan agar Indonesia memiliki formula pedoman AI yang menjawab kebutuhan masyarakat, bangsa, dan negara.
Bicara soal peluang, dalam sesi “Beyond the AI Hype: Separating Fact from Fiction”, Co-Founder KORIKA dan Profesor ITB, Bambang Riyanto Trilaksono, menjelaskan tren teknologi AI yang akan terus berkembang dengan cepat.
“Saat ini, kita berada di dalam era Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik,” ungkap Bambang.
Meski baru di level ANI, sudah banyak proses bisnis yang dapat dikerjakan oleh AI, seperti yang ditunjukkan tools seperti ChatGPT.
Ke depan, perkembangan AI akan bergerak ke Artificial General Intelligence (AGI) yang lebih cerdas dan dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih kompleks.
Tren teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang akan terus berkembang dengan cepat.
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Allianz Soroti Peran Penting Industri Asuransi dan Media di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
- Optimalkan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan, Komdigi Perkuat Sinergi dengan Kampus
- Tahun Depan Diprediksi Jadi Kejayaan Bisnis yang Terintegrasi GenAI & AI
- Kesenjangan Tenaga Kerja dan Infrastruktur jadi Kendala Penggunaan AI
- Rapat Bareng Kepala Baratin, Anggota Komisi IV Singgung Pengawasan Berbasis AI