Ngambek, Singapura Tolak Panglima TNI
Diduga Protes Soal Nama Usman Harun
jpnn.com - JAKARTA - Singapura semakin kehilangan akal. Negera kecil di utara itu terus membesar-besarkan masalah yang dianggap kecil oleh pemerintah Indonesia.
Ketegasan pemerintah Indonesia menjalankan haknya soal penamaan KRI Usman Harun membuat pemerintah negeri pulau itu ngambek.
Merasa surat protes yang dilayangkan pekan lalu tidak digubris, pemerintah Singapura menunjukkan kedongkolan. Mereka tiba-tiba membatalkan undangan bilateral pertahanan dengan Indonesia secara sepihak kemarin (9/2).
Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin yang sedianya datang ke Singapura besok (11/2) dalam rangka memenuhi undangan Menhan Singapura terpaksa urung berangkat. Undangan dialog bilateral dan menyaksikan pergelaran pameran dirgantara Singapore Airshow 2014 dibatalkan secara sepihak oleh Singapura. Saat dikonfirmasi, atase pertahanan Indonesia di Singapura memastikan pembatalan tersebut.
Pembatalan sepihak juga dilakukan terhadap undangan untuk Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI). Panglima TNI beserta para kepala staf angkatan juga tidak jadi hadir di Singapura. Mereka awalnya dijadwalkan berada di Singapura dua hari, yakni hari ini, 11 Februari, dan besok, 12 Februari. Begitupun, seratus perwira TNI yang sedianya diundang menonton pergelaran tersebut urung bertolak ke Singapura.
''(Pembatalan) diduga karena persoalan itu (KRI Usman Harun),'' tutur Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul saat dikonfirmasi kemarin. Iskandar menjelaskan, sedianya Panglima TNI Jenderal Moeldoko memiliki beberapa jadwal kegiatan di Singapura. Selain menyaksikan pergelaran Singapore Airshow 2014, ada rencana pertemuan bilateral dengan panglima militer Singapura. Kemudian, Moeldoko juga dijadwalkan memberikan kuliah umum di salah satu universitas di Singapura.
Disinggung mengenai sikap resmi TNI menyikapi pembatalan tersebut, Iskandar menyatakan menunggu perkembangan lebih lanjut dari pimpinan TNI. Namun, secara umum, pihaknya menyayangkan pembatalan secara sepihak itu. Sebab, selama bertahun-tahun hubungan antara TNI dan militer Singapura terjalin sangat baik. ''Jangan karena permasalahan di tingkat elite politik, lalu berdampak kepada hubungan di level yang lebih teknis,'' ucapnya. Pihaknya berharap, polemik soal KRI Usman Harun bisa segera selesai tanpa harus mengorbankan hubungan dua negara, khususnya militer. (byu/tya/JPNN/c7/kim)
JAKARTA - Singapura semakin kehilangan akal. Negera kecil di utara itu terus membesar-besarkan masalah yang dianggap kecil oleh pemerintah Indonesia.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Guru Besar UI Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Babak Baru Diplomasi Indonesia
- Gempur Rokok Ilegal di 2 Wilayah, Bea Cukai Amankan Barang Bukti Sebanyak Ini
- Kinerja Pelayanan Publik Pemprov Jateng Diganjar Penghargaan dari ORI
- Saat Aktif jadi PNS Setor Uang per Bulan ke Korpri, Begitu Pensiun Susah Cairnya
- Jurus Mendes Yandri Atasi 3.000 Desa yang Masih Tertinggal
- 5 Berita Terpopuler: Honorer 32 Tahun Gagal Tes PPPK, Semoga RUU ASN Menjadi Penyelamat