Ngasiman Djoyonegoro Ajak Kader PMII Ciputat Lawan Hoaks

jpnn.com, TANGERANG SELATAN - Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, setiap orang, terutama mahasiswa, harus mempelajari ilmu intelijen.
Menurut pria yang karib disapa Simon itu, secara luas, ilmu intelijen bisa dipahami sebagai ilmu yang mencari kebenaran data.
Dalam konteks ini, ilmu intelijen bisa digunakan untuk melawan hoaks yang kini merajalela.
“Selain sebagai seni, intelijen itu sebagai ilmu. Maka, intelijen itu harus dapat dipelajari, termasuk dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah,” kata Simon saat menjadi pembicara dalam Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) II Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ciputat di Balai Pelatihan Kementerian Desa, Ciracas, Jakarta Timur, 1-4 Maret 2018.
Kegiatan yang mengangkat tema Becoming Online and Offline Influencer itu diikuti lebih dari 50 lebih peserta dari berbagai universitas di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Simon menambahkan, peserta PKL harus memahami informasi dengan valid karena mereka calon pemimpin.
“Mahasiswa tidak boleh menjadi objek (sasaran) hoaks. Jika informasi yang diperoleh saja hoaks, maka dalam mengambil keputusan pasti keliru,” terang Simon.
Kandidat doktor dari Universitas Brawijaya Malang itu juga memaparkan perkembangan dunia keamanan nasional pada era siber.
Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, setiap orang, terutama mahasiswa, harus mempelajari ilmu intelijen.
- Akademisi Sebut Hoaks Hambat Perkembangan Generasi Indonesia Emas 2045
- Aktivis Muda: Kritikan Konstruktif Perlu untuk Beri Masukan Kepada Pemerintah
- Nakhodai IKA PMII, Fathan Subchi Siap Wujudkan Indonesia Emas 2045
- Raih Dukungan Mayoritas, Fathan Subchi Pimpin PB IKA PMII 2025-2030
- Munas VII IKA PMII Dilanjutkan Hari Ini, Muqowan: Ayo Konsolidasi
- Munas VII IKA PMII, Kandidat Ketum Mulai Muncul