Ngasiman Djoyonegoro: TNI & Polri Jangan Termakan Provokasi
"Dari sisi geopolitik, tentu kepentingan kelompok-kelompok tertentu untuk memperkeruh suasana dalam negeri pasti ada. Ini, kan, tahun politik," terang penulis buku berjudul Intelijen di Era Digital itu.
Dia menambahkan, kelompok-kelompok itu bisa berasal dari dalam dan luar negeri.
Menurut Simon, ada kelompok yang menginginkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla seolah-olah tidak berhasil.
“Bahkan suasana pesimisme dalam menatap masa depan Indonesia pun diembuskan untuk menutupi prestasi-prestasi Jokowi yang luar biasa.
Ini framing yang sengaja dibuat," ujar pria yang baru saja meluncurkan buku berjudul Indonesia Optimis itu.
Karena itu, Simon mengajak para elite politik dan elemen bangsa membantu mendinginkan suasana.
Dia juga mengajak generasi muda menyaring informasi yang diterima.
"Generasi milenial harus menjadi agen penebar sikap optimisme dalam menatap Indonesia ke depan, bukan malah sebaliknya," tutur pengamat intelijen itu. (jos/jpnn)
Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS) Ngasiman Djoyonegoro mengatakan, TNI dan Polri harus tetap kompak menjelang Pilpres 2019.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Soroti 2 Kasus Penembakan oleh Polisi, Setara Institute Singgung Kesehatan Mental
- Wayan Sudirta Soroti Sejumlah Persoalan di Institusi Polri Termasuk Kasus Penembakan Anggota Paskibraka di Semarang
- Sinergi dengan Polri & TNI, Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan di 3 Wilayah Ini
- Jenderal Sigit Pastikan Kesiapan Polri Jelang Pilkada Serentak 2024
- Di Hadapan Menhan-Panglima TNI, Legislator Bicara Kasus di Sumut, Prajurit Jangan Terpancing
- Lemkapi Sebut Perbuatan AKP Dadang Telah Menurunkan Muruah Kepolisian