Ngeri, Virus Corona 10 Kali Lebih Jahat Ketimbang Flu Babi
jpnn.com, JENEWA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menilai virus corona penyebab COVID-19, sepuluh kali lebih mematikan daripada flu babi yang melanda dunia pada 2009.
Pria asal Etiopia berusia 55 tahun itu mengungkap hal tersebut saat pengarahan virtual dari Jenewa.
Virus corona telah membunuh hampir 120.000 orang dan menginfeksi lebih dari 1,9 juta manusia di muka bumi.
"COVID-19 menyebar dengan cepat, dan kami tahu itu mematikan, sepuluh kali lebih mematikan daripada pandemi flu 2009," katanya seperti dikutip dari AFP, Senin (14/4).
WHO mengatakan 18.500 orang meninggal karena flu babi atau H1N1, yang pertama kali ditemukan di Meksiko dan Amerika Serikat pada Maret 2009. Namun, petugas medis Lancet (jurnal seputar medis, pengobatan) memperkirakan jumlah korban saat itu antara 151.700 dan 575.400.
Tinjauan Lancet termasuk perkiraan kematian di Afrika dan Asia Tenggara yang tidak diperhitungkan oleh WHO.
Wabah itu, yang dinyatakan sebagai pandemi pada Juni 2009 dan dipertimbangkan pada Agustus 2010, ternyata tidak mematikan seperti yang ditakutkan pertama kali.
WHO saat itu bahkan dikritik karena bereaksi berlebihan karena epidemi influenza tahunan setiap tahun menewaskan antara 250.000 dan 500.000 orang.
Vaksin untuk menghentikan transmisi corona sepenuhnya diperkirakan baru ada 12 hingga 18 bulan lagi.
- Korsel Deteksi Kasus Demam Babi Afrika Kedelapan Tahun Ini
- Sebagian Besar Kasus Hepatitis Tidak Terdiagnosis, Deteksi Dini Penting Dilakukan
- WHO Tak Mendukung Vaksinasi Massal untuk Lawan Cacar Monyet
- APHRF 2024, Bersinergi Menekan Bahaya Penggunaan Tembakau
- Fraksi PKS DPR Temui WHO Demi Mengajak Menyelamatkan Palestina
- World Health Organization Apresiasi Capaian UHC di Indonesia