Nggak Mau Dibilang Kecolongan

Nggak Mau Dibilang Kecolongan
Nggak Mau Dibilang Kecolongan
JAKARTA-Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri membantah  pihaknya kecolongan  atas  insiden penembakan yang menimpa pekerja pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, di  Papua,  Sabtu pagi  (11/7). “Tidak ada bahasa kecolongan,” kata Bambang Hendarso usai menandatangani nota kesepakatan dengan delapan perguruan tinggi, di Mabes Polri pada Selasa (14/7).

Lebih lanjut dikatakannya saat ini ada 3 satuan setingkat kompi (SSK) pasukan Brimob Kelapa Dua ditambah satuan tugas Crissis Response Team (CRT) yang sudah diberangkatkan ke Papua. “Begitu kejadian saya tugaskan 60 personil pada jam 7 pada hari Sabtu itu. Kita berangkatkan Kepala Densus 88 dengan CRT,” tegasnya.

Tim identifikasi dan dokter juga diberangkatkan ke lokasi. Langkah pengiriman ini tak lain untuk upaya pengamanan Papua, tambah Bambang Hendarso, selain itu juga dibantu oleh pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Saat didesak kenapa Freeport yang menjadi sasaran? Kapolri membantah Freeport sengaja dijadikan sasaran. “Justru pergerakan mereka dengan kondisi geografis yang sudah mereka kuasai. Kapan saja mereka akan bergerak dan sasaran mana saja bisa dilakukan,” tambahnya sembari menegaskan pihak Kepolisian dan TNI, tak mungkin menutup wilayah Papua secara keseluruhan.

Sementara itu terkait dengan senjata yang digunakan pelaku yakni laras panjang kaliber 5,5, biasanya juga digunakan militer, saat ditanya seputar penggunaa senjata ini Kapolri mengatakan peluru dengan jenis yang sama dalam hal ini militer, mungkin dimiliki kelompok bersenjata. “Jangan seolah yang punya senjata seperti itu dianggap pelaku,” tambahnya. (rie/JPNN)

JAKARTA-Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri membantah  pihaknya kecolongan  atas  insiden penembakan yang menimpa pekerja pertambangan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News