Nggak Semua Bule Kami Sikat

Nggak Semua Bule Kami Sikat
Turis Wanita nampak begitu akrab dengan para pemuda Bali. Dari suasana inilah kemudian timbul transaksi sex. Foto : Radar Bali

Namun, aktivitas itu dilakukan melalui perkenalan dulu hingga terjadi kedekatan personal. "Lain dengan gigolo asli. Mereka kan dibayar buat "main" (berhubungan seksual, Red) dengan yang booking," ucap Joko, anak pantai yang biasa mangkal di depan Hotel Hard Rock Kuta.

Jawaban mereka juga seragam ketika ditanyai tentang proses perkenalan sampai akhirnya "berurusan di ranjang". Mereka menjelaskan, selain mendapatkan uang dari sewa papan selancar dan menjadi pemandu selancar, anak pantai nyambi sebagai guide para turis.

Joko menceritakan, sudah menjadi rahasia umum anak pantai mengeruk banyak keuntungan ketika dipercaya seorang tamu asing untuk menjadi pemandu. Sebab, lanjut dia, jika anak pantai sudah dipercaya orang asing itu, dengan sendirinya uang gampang masuk ke kantong. Misalnya, anak pantai akan mendapatkan komisi saat diminta untuk menemani tamunya ke sana kemari.

Trik lain, anak pantai selalu mengarahkan para tamunya untuk berbelanja ke tempat-tempat eksklusif dengan harapan dibelikan sesuatu sebagai tanda terima kasih. "Kami senang membawa ke toko surfing yang mahal," ucap pria berambut jabrik tersebut lalu meringis.

Film dokumenter Cowboys in Paradise yang menceritakan para gigolo di Bali pernah menghebohkan masyarakat. Film itu dianggap mencemarkan nama Bali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News