Nggak Semua Bule Kami Sikat

Nggak Semua Bule Kami Sikat
Turis Wanita nampak begitu akrab dengan para pemuda Bali. Dari suasana inilah kemudian timbul transaksi sex. Foto : Radar Bali
Dia mengklaim, yang dilakukannya sama dengan fenomena kehidupan anak muda di kota-kota besar lainnya. Bedanya, garapannya adalah wanita-wanita luar negeri. "Mungkin mereka iri. Maka, kami disebut gigolo," jelas pria asal Karangasem itu lantas tertawa lepas.

Suatu ketika Jawa Pos mengamati cara anak pantai mendekati wisatawan yang datang ke Pantai Kuta. Ada yang mendekati secara halus, ada juga yang sedikit urakan. "Hey, sugar (halo manis, Red)!" seru seorang anak pantai kepada dua bule cewek yang melintas di tempat tongkrongan mereka. Bule itu hanya tersenyum sambil terus berlalu. "Lets, drink with me." Ajakan seperti itu juga kerap dilontarkan oleh anak pantai kepada para bule di sana.

Cara tersebut lain dengan yang dilakukan oleh Farid (nama samaran). Cara anak pantai yang dituakan di Pantai Kuta itu lebih halus dalam mendekati bule wanita. Seperti yang dilihat Jawa Pos, saat itu Farid mendekati seorang bule cewek, yang belakangan diketahui bernama Josine Dekker. Saat itu bule asal Belanda tersebut berjemur seorang diri.

 

Dengan bahasa Inggris yang fasih, Farid lebih dulu menyapa Josine dengan memperkenalkan namanya. Setelah itu, dia bertanya, sudah berapa kali Josine ke Bali. Josine menjawab baru kali pertama. Ketika mendapati jawaban tersebut, Farid melancarkan jurus berikutnya, yakni menceritakan keindahan dan sejarah kebudayaan Bali. Dia menyebut Ubud, Singaraja, Bedugul, Nusa Dua, Sanur, Jimbaran, dan lain-lain. Josine antusias mendengar cerita Farid yang sangat meyakinkan itu.

 

Film dokumenter Cowboys in Paradise yang menceritakan para gigolo di Bali pernah menghebohkan masyarakat. Film itu dianggap mencemarkan nama Bali.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News