Ngirim SMS Nakal ke Jumanto, Bu Hakim Ngaku Iseng

jpnn.com - JAKARTA -- Hakim PTUN Puji Rahayu membantah memiliki hubungan spesial dengan Wakil Ketua PTUN Banjarmasin Jumanto.
Hal ini diungkapkan Puji dalam pemaparan pembelaannya yang dibacakan Ketua Majelis Hakim Kehormatan (MKH) Timur Manurung di Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Rabu (5/3).
"Diakui hakim terlapor Puji Rahayu, kenal dekat dengan Hakim Jumanto ketika berdinas di PTUN Medan. Meskipun dekat tapi sebatas teman biasa dan tidak ada hubungan khusus," ujar Ketua MKH Timur Manurung saat membacakan pembelaan Puji.
Dalam hal ini, Puji juga mengakui ia memang pernah mengirimkan pesan singkat (SMS) mesra pada Jumanto. Bunyi sms itu: "Mas udah tidur? Apa lagi nidurin? Kalo lagi nidurin pokoknya jangan bayangkan saja ya. I miss you."
Namun, menurutnya, itu hanya SMS iseng untuk Jumanto. "Dalam hal ini Puji mengakui kesalahannya dan tindakan mengirim SMS tersebut, hanya iseng belaka tapi ternyata berdampak seperti ini," sambung Timur.
Sementara itu terkait SMS kata-kata kasar antaranya dan anak Jumanto, Doni, Puji mengaku itu adalah kekhilafannya. Ia mengaku salah dan mohon maaf.
Puji juga telah menjadi janda setelah bercerai menyatakan ia tidak berniat menganggu rumah tangga orang lain. Mengenai foto mesra di apartemen pribadi Jumanto, ia mengakui itu adalah benar dirinya. Foto diambil pada tahun 2002 dan 2007 di sebuah studio.
"Hakim terlapor mengaku tidak tahu bahwa foto itu sengaja dipasang Jumanto di apartemennya. Meski demikian, hakim terlapor akui foto yang dibuat secara khusus itu sebagai bentuk hubungan khusus mereka," ungkap Timur.
JAKARTA -- Hakim PTUN Puji Rahayu membantah memiliki hubungan spesial dengan Wakil Ketua PTUN Banjarmasin Jumanto. Hal ini diungkapkan Puji dalam
- Keluarga Gamma Rizkynata: Hukuman Aipda Robig Harus Maksimal, Jangan Dikurangi!
- RUU Penyelenggaraan Haji dan Umrah Perlu Partisipasi Publik demi Tata Kelola yang Adil
- Ahmad Luthfi: Jawa Tengah Siap Sambut Kedatangan Pemudik Lebaran 2025
- Warga Kampung Bayam yang Menempati Rusun Harus Bayar Rp 1,7 Juta per Bulan
- Tim BTB Gelar Aksi Resik Masjid Pascabanjir di Jatinegara
- Tom Lembong Kecewa atas Dakwaan, Pertanyakan Dasar Perhitungan Kerugian Negara