Ngotot Ingin Lindungi Setiap Warga dari COVID-19, Tiongkok Berisiko Terjebak dalam Isolasi Tanpa Akhir

Ngotot Ingin Lindungi Setiap Warga dari COVID-19, Tiongkok Berisiko Terjebak dalam Isolasi Tanpa Akhir
Penguasa China menggunakan keberhasilan menangani penyebaran virus sebagai kemenangan ideologis dan moral atas negara seperti Amerika Serikat. (Reuters: Aly Song)

Polisi di provinsi Jiangxi bahkan menahan seorang pria yang memberikan komentar mendukung pelonggaran pembatasan, menurut media lokal.

Sensor terhadap komentar Dr Feng ditambah dengan tajuk Menteri Gao tampaknya menunjukkan sikap yang masih dianut Tiongkok untuk berusaha menghentikan penyebaran virus dengan segala cara, berbeda dengan apa yang dilakukan negara-negara lain.

Ini menjadi menarik melihat bahwa dalam enam bulan mendatang Tiongkok akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin.

Pihak berwenang belum mengeluarkan rencana bagaimana pengaturan atlet yang datang dari negara-negara yang memiliki banyak kasus COVID-19.

Bisakah Tiongkok yang terisolasi tetap berkembang?

Rujuan Gao mengenai kelemahan sistem politik negara-negara Barat adalah hal yang sudah biasa di Tiongkok, di mana pimpinan Partai Komunis Xi Jinping digambarkan berhasil menangani penularan COVID.

Ini sekaligus upaya Tiongkok untuk membuktikan mereka memiliki sistem yang lebih hebat ketimbang dunia barat.

"Mereka menciptakan gambaran bahwa dengan adanya nol kasus sebagai keberhasilan, jadi beralih dari kebijakan itu akan memerlukan perubahan pandangan publik," kata Ian Chong, pengamat politik dari National University Singapore.

"Dengan dengan adanya varian Delta dan mungkin juga dengan varian berikutnya, menekan kasus hingga nol mungkin lebih susah. Jadi diperlukan indikator kesuksesan bagi partai dan kepemimpinan."

Meningkatnya rasa nasionalisme dan kekhawatiran akan tingkat efikasi vaksin buatannya sendiri bisa membuat Tiongkok terisolasi bertahun-tahun dari dunia luar

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News