Ngotot Ingin Lindungi Setiap Warga dari COVID-19, Tiongkok Berisiko Terjebak dalam Isolasi Tanpa Akhir
Untuk sementara, paling tidak dari pandangan mantan menteri kesehatan Gao, Tiongkok masih berusaha memastikan virus tidak akan menyebar luas di sana.
"Sejarah keberhasilan manusia untuk berkembang adalah sejarah memerangi virus sampai mati," tulisnya.
"Pilihannya manusia menghilangkan virus atau manusia yang ditelan oleh virus.
"Manusia tidak pernah hidup 'berdampingan' dengan virus dalam waktu yang lama."
Di saat negara yang mengandalkan pariwisata mengalami keterpurukan ekonomi karena penutupan perbatasan, Tiongkok tidak mengalaminya.
Warga juga tidak menunjukkan rasa ketidakpuasan karena tidak bisa ke luar negeri, karena hanya sekitar 10 persen penduduk Tiongkok yang memiliki paspor.
Walau susah mengukur pendapat publik di sana, namun terisolasinya Tiongkok saat ini tidak akan meningkatkan tekanan politik di dalam negeri, seperti yang terjadi di Australia.
Apakah Tiongkok khawatir dengan kekuatan vaksinnya?
Yanzhong Huang, peneliti masalah kesehatan global di lembaga pemikir Council on Foreign Relations di Amerika Serikat mengatakan pendekatan nol kasus virus masih sangat populer di Tiongkok saat ini.
Meningkatnya rasa nasionalisme dan kekhawatiran akan tingkat efikasi vaksin buatannya sendiri bisa membuat Tiongkok terisolasi bertahun-tahun dari dunia luar
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Wanita Global
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis