Ngotot Minta Data Irelevan, Komisi VII Kembali Tunda RDP dengan Pengusaha Tambang
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir kemballi menunda rapat setelah meminta ratusan tambang untuk hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Padahal rapat yang digelar, Selasa (12/3) sore itu baru berlangsung satu jam.
Nasir awalnya meminta data yang tidak bisa disediakan oleh perusahaan dalam waktu singkat. Dia meminta laporan data untuk penimbunan tanah setelah tambang digali.
"Terus ada yang buat reservoar air itu untuk apa di situ? Buat pariwisata, atau mandi hantu-hantu di sana? Tidak jelas, datanya tidak ada," kata Nasir dalam RDP di Gedung DPR/MPR.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot menegaskan bahwa reservoar air sudah berdasarkan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
"Ya, itu untuk apa Pak Dirjen? Buat apa ada reservoar air di tengah hutan? Untuk mandi hantu?" kata Nasir.
Perdebatan terkait hal tersebut terus berlangsung, hingga akhirnya Nasir memutuskan untuk menunda kembali rapat, sekitar pukul 17.00 WIB. Padahal rapat baru dimulai pukul 15.45 WIB.
Saat itu, Nasir berdalih putuskan untuk menunda rapat agar Dirjen Minerba bisa menyiapkan data-data yang dibutuhkan. Selain itu Nasir juga meminta agar jajaran direksi perusahaan-perusahaan tambang untuk hadir dalam RDP.
"Selain itu, kalau pak dirjen tidak bisa sediakan data yang dibutuhkan, ke depannya kalau rapat dengan menteri, pak dirjen kami tolak hadir," tambahnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Muhammad Nasir kemballi menunda rapat setelah meminta ratusan tambang untuk hadir dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP)
- Ketua Komisi VII DPR Dukung Pemberian Modal Usaha Bagi UMKM Mitra MBG
- Pemerintah Harus Tingkatkan Daya Saing Produk UMKM dan Ekonomi Kreatif
- Sektor Ekraf dan UMKM Harus Dibantu Guna Mendongkrak Pertumbuhan Ekonomi
- Komisi VII DPR Minta Pemerintah Pastikan Libur Nataru Aman dan Nyaman
- Ingat Janji Pemerintah, Saleh: Jangan Ada PHK di Sritex
- 3 Perusahaan Tambang Dipanggil Polisi Buntut Banjir Bandang dan Longsor di Sukabumi