Night Club Mengubah Tujuan
Oleh Dahlan Iskan
jpnn.com - Setelah mendarat di Beirut-lah saya baru bikin rencana: ke mana dulu.
Ke pusatnya Hisbullah? Yang dikategorikan organisasi teroris oleh Amerika Serikat itu?
Ke Sabra Shatila? Kamp pengungsi Palestina yang dihancurkan Israel itu? Yang sudah lama saya baca buku kengeriannya itu? Karya dokter China yang jadi relawan Palestina itu?
Ke pusatnya Druz? Yang dianggap bukan Islam lagi itu?
Ke pusat bisnis Beirut? Yang didesain ulang itu? Dengan konsep public private partnership itu? Yang kontroversial itu? Yang dulunya hancur akibat perang itu?
Ke Museum Khalil Gibran? Yang puisinya sering saya baca itu? Yang letaknya 3 jam di utara Beirut itu?
Atau cari visa ke Syria dulu? Siapa tahu bisa masuk ke Damaskus? Yang jaraknya hanya tiga jam bermobil dari Beirut?
Akhirnya saya pilih tidur dulu. Ngantuknya bukan main.