Nih, Kritik Tajam Pengamat soal Kenaikan THR PNS
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menyoroti kenaikan tunjangan hari raya (THR) bagi PNS, TNI/Polri, dan pensiunan. Kebijakan tersebut dinilai pemborosan karena diterapkan di saat ekonomi tengah terpuruk.
"Apa urgensinya THR naik? Kalau saya lihat kebijakan ini kental sekali bau politisnya," kata Indra kepada JPNN, Jumat (25/5).
Ini, lanjut Indra, bisa dilihat dari program pemerintah yakni Revolusi Mental. Pertanyaannya apakah para ASN/PNS dan pensiunan ini mentalnya sudah terevolusi? Kalau sudah apa buktinya?
"Kalau kinerja tidak meningkat tapi penghasilan ditambah apa bisa dikategorikan korupsi berjemaah?" cetusnya.
BACA JUGA: Honorer K2: Jangan Bikin Kami Menangis Lagi
Dia membandingkan kebijakan Mahathir Mohamad. Begitu jadi perdana menteri Malaysia, Mahathir langsung memotong gaji pejabat karena jumlah utang yang besar. Di Indonesia malah menaikkan porsi kesejahteraan PNS yang kinerjanya masih biasa-biasa saja.
Mengenai honorer yang tidak mendapatkan THR juga disorot Indra. Menurut dia, sebagai pekerja harusnya honorer juga layak diberikan THR.
"Intinya sih anggaran negara harus dimanfaatkan untuk kepentingan bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD 45. Artinya harus ada keadilan sosial di sana. Honorer kan sama-sama bekerja seperi PNS jadi layak diberikan THR," tandasnya. (esy/jpnn)
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji menilai, kenaikan THR PNS, anggota TNI dan Polri serta pensiunan, sebuah pemborosan.
- 3 Tunjangan Ini Wajib Ada untuk Menarik Pelamar Kerja Selain Tawaran Gaji, Apa Itu?
- Dicibir Gegara Bagi-Bagi THR dan Bingkisan, Inul Daratista Bilang Begini
- Posko THR Tutup, Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Sebut Jumlah Aduan Menurun
- Lebaran 2024 Usai, ASN Terima THR Lagi, tetapi Tidak Semuanya
- Posko THR Tutup H+7 Lebaran, Kemnaker Segera Tindak Lanjuti 1.475 Laporan yang Masuk
- Demi THR Saudara dan Karyawan, El Rumi Siapkan Dana Sebegini