Nih Yang Mau Tahu Riuh Rendah Sejarah Hari Pers
Ia juga telah dianugerai gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006 silam.
Semasa hidupnya, Tirto aktif menggarap beberapa media massa. Di antaranya: Warna Sari (terbit 1901), Pembrita Betawi (terbit 1901), Soenda Berita (terbit 1903), Medan Prijaji (terbit 1907), Soeloeh Keadilan (terbit 1907), dan Pantjaran Warta (terbit 1909).
Tirto gigih membela kaum tertindas yang tidak lain adalah rakyatnya sendiri. Tirto adalah jurnalis inklusif yang terus memperjuangkan keadilan.
"Sebagai pengormatan terhadap karya dan perjuangannya, maka hari meninggalnya Tirto pada 7 Desember 1918, AJI Indonesia usulkan sebagai pilihan penting untuk tonggak peringatan Hari Pers Nasional atau Hari Jurnalistik Indonesia," tandas Nezar Patria yang kini jadi anggota Dewan Pers.
Usul ini laksana memulangkan ingatan pada deklarasi Taufik Rahzen cs, 7 Desember 2007 di Bandung.
Apa lacur, usul tinggal usul. Hari ini, 9 Februari 2017 Hari Pers Nasional (HPN) dihelat di Ambon.
Dalam rangkaian perhelatan HPN 2017 diselenggarakan talkshow bertajuk Optimalisasi Target Pasar Wisata Jalur Rempah di Lapangan Merdeka Ambon. Merujuk pemberitaan sejumlah media massa, Taufik Rahzen dijadwalkan sebagai pembicara. (wow/jpnn)
ADA apa dengan sejarah Hari Pers Nasional?
Redaktur & Reporter : Wenri
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah
- Presiden Jokowi Apresiasi Blok Rokan, Ini Paling Terbesar dan Produktif dalam Sejarah