Nihi Sumba Dunia

Nihi Sumba Dunia
Dahlan Iskan.

Vilanya sendiri dibangun di lereng-lereng itu. Satu vila terpisah dari lainnya. Ada 32 villa di sana. Saya menempati yang dua tingkat. Kosong bagian atasnya. Bisa untuk empat orang sebenarnya.

Di depan tempat tidur ada kolam renang privat. Sambil berbaring di ranjang pun bisa melihat kolam itu dengan background hutan dan laut. Suara deburan ombak menjadi musik alami.

Senja hari ada atraksi alam. Bisa berkuda di pantai itu. Kuda Sumba. Sekitar 40 ekor tersedia. Bisa juga bertanding kuda di pantai itu. Atau melihat bagaimana kuda dipacu di atas air laut.

Malam itu ada pemutaran film di pantai. Di layar yang disiapkan sejak senja. Tapi saya pilih di-setting-kan teve untuk menonton live Piala Dunia: Inggris menang 6-1.

Untuk ke Nihi Sumba ini sebetulnya saya hanya spekulasi. Saya tahu: vila ini  selalu penuh.

Kalau mau ke situ harus booking dulu.  Setahun sebelumnya. Tidak pernah ada tamu yang walk-in. Seperti saya ini. Apalagi di musim bagus seperti ini: Juni-Juli-Agustus. Saat udara dingin di Australia ikut menyejukkan Sumba.

Saya benar-benar hanya berspekulasi: dapat kamar alhamdulillah, tidak dapat kamar ya lebih alhamdulillah. Yang penting saya sudah ke Nihi Sumba.

Karena itu ketika petugas sibuk bagaimana harus memperlakukan kedatangan saya yang mendadak itu saya parkir mobil. Lalu menyelinap ke pantai. Keliling komplek villa itu.

Saya dapat kamar. Entah bagaimana. Satu-satunya vila yang bisa. Yang taripnya Rp 25 juta itu. Itu pun hanya satu malam. Pagi-pagi harus pergi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News