NIK Bermasalah Saat Mendaftar CPNS, Silakan Adukan ke Sini

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah pelamar CPNS yang sukses mendaftar lewat portal SSCN Badan Kepegawaian Negara (BKN) sudah mencapai 205.868 orang.
Data ini berdasarkan update SSCN per 3 Agustus pukul 15.30 WIB.
Karo Humas BKN Mohammad Ridwan mengungkapkan, jumlah pelamar yang sudah membuat akun sebanyak 347.199 orang. Angka ini jauh lebih banyak pendaftar yang baru 204.868 orang.
"Gak masalah kalau yang daftar belum sebanyak pembuat akun. Masih panjang waktunya kok," kata Ridwan yang dihubungi, Kamis (3/8).
Dia menyebutkan, Kementeriam Hukum HAM masih jadi favorit pelamar yaitu sebanyak 198.289. Sedangkan Mahkamah Agung sebanyak 7.579 orang.
Mengenai masalah pelamar, menurut Ridwan, masih berkutat pada nomor induk kependudukan (NIK). Banyak pelamar maupun ortu pelamar yang datang ke BKN untuk minta petunjuk.
"Karena makin banyak masyarakat yang datang, kami membuat situs khusus pengaduan. Jadi masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta untuk konsultasi," terangnya.
Saat ini BKN memfasilitasi calon pelamar dengan menyediakan situs sscnhelpdesk.bkn.go.id, kantor helpdesk yang terletak di Gedung I Kantor Pusat BKN serta terus berkoordinasi dengan Pihak Ditjen Dukcapil demi kelancaran pendaftaran pada hari-hari selanjutnya. (esy/jpnn)
Jumlah pelamar CPNS yang sukses mendaftar lewat portal SSCN Badan Kepegawaian Negara (BKN) sudah mencapai 205.868 orang.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Ketua MA Sunarto Menyambut Baik Partisipasi MPR di Pameran Kampung Hukum 2025
- Buntut Pembekuan Sumpah Advokat, Razman Minta Maaf ke MA
- Dilaporkan PN Jakarta Utara, Razman Bakal Sambangi Badan Pengawasan MA
- Zarof Ricar Ungkap Reaksi Hakim MA Soesilo saat Ditanya Perkara Ronald Tannur
- Pengamat Sebut MA Harus Bersihkan Makelar Kasus di Gedung Pengadilan
- Pelamar CASN 2024 yang Lulus Lalu Mundur Bakal Dapat Sanksi Berat 2 Tahun