Nikah Politik
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Pernikahan politik menjadi fenomena umum di jagat perpolitikan Indonesia. Hal ini sudah menjadi tradisi sejak zaman kerajaan dan terus berlanjut sampai era modern.
Tujuannya bermacam-macam, mulai dari memperluas aliansi politik sampai tujuan ekspansif untuk memperluas wilayah kekuasaan.
Di era Indonesia kontemporer elite-elite politik, terutama di kalangan militer, tradisi ini diadopsi dengan berbagai modifikasi dan tujuan-tujuan yang berbeda.
Presiden Soeharto mengambil mantu Prabowo Subianto, kemungkinan dengan tujuan untuk mendapatkan kader untuk melanjutkan kepemimpinan militer.
Dari semua anak laki-laki Pak Harto tidak ada satu pun yang mengikuti jejaknya masuk ke dunia militer. Sebagai jenderal dan pemimpin tertinggi angkatan bersenjata tentu Pak Harto ingin mempunyai penerus untuk melanjutkan kepemimpinan militernya.
Karena tidak ada anaknya yang tertarik masuk dinas militer langkah yang ditempuh Pak Harto adalah mencari menantu dari kalangan militer. Maka yang terpilih adalah Prabowo Subianto putra begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo.
Karier militer Prabowo pun melejit. Dia dikenal sebagai tentara yang brilian dan punya nasab yang istimewa. Karena itu dia melejit bak meteor menjadi the new rising star.
Prabowo menyalip banyak seniornya dengan mendapatkan pangkat jenderal lebih cepat. Prabowo juga memegang pos-pos penting dan strategis termasuk korps komando pasukan khusus Kopassus.
Jokowi mantu adik kandungnya, Idayati, dengan Anwar Usman ketua Mahkamah Konstitusi. Asmara atau ada yang lain?
- Jokowi Masuk Daftar Pimpinan Korup, PBNU: Apakah Lembaganya Kredibel?
- Jokowi Absen Pertemuan Eks Gubernur Jakarta, PDIP: Malu Namanya Masuk Daftar OCCRP
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Akademisi Nilai Daftar Tokoh Terkorup OCCRP Tidak Jelas Ukurannya
- Palang Rel
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Korup versi OCCRP, BCW Desak KPK Lakukan Penyelidikan