Nikita vs Najwa
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Cara berargumen yang menyerang pribadi semacam ini disebut sebagai ad hominem.
Dalam ilmu logika, cara berargumen ad hominem berada pada posisi paling bawah, dan sekaligus menunjukkan kualitas intelektual yang rendah bagi orang yang memakai argumen itu.
Argumen ad hominem yang ditunjukkan Nikita menunjukkan kelas intelektualnya yang sangat berbeda dengan Najwa.
Karena itu banyak yang menyarankan kepada Najwa supaya tidak merespons Nikita karena dua sosok itu memang beda kelas.
Di bagian akhir video yang berdurasi 1,37 menit itu Nikita memberi saran kepada Najwa supaya tidak melakukan generalisasi terhadap Polri dalam kasus Sambo.
Seharunya Najwa memakai diksi oknum untuk menyebut polisi yang melakukan kesalahan.
Nikita kemudian memberi contoh dirinya yang menyebut ‘’oknum polisi’’ di Polres Serang.
Dalam kasus yang menjerat Nikita polisi menahannya, tetapi kemudian melepas karena Nikita masih punya anak balita.
Banyak netizen yang menyerang balik Nikita yang disebut pansos, panjat sosial, mencari popularitas dengan menyerang Najwa.
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Sinergi dengan Polri & TNI, Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan di 3 Wilayah Ini
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Jenderal Sigit Pastikan Kesiapan Polri Jelang Pilkada Serentak 2024
- Kasus Polisi Tembak Polisi, Kompolnas Temukan Fakta Ini di Lokasi