Nikmatnya Ikan Kapiek Tak Bertulang, Kuliner Khas Kampar

"Nanti tulangnya akan hancur setelah dibakar sekitar 10 menit pakai bara kayu bakar. Bukan tidak bertulang, tetapi hancur saat dibakar,” jelasnya.
Selain cara memasak yang unik, ikan kapiek diperoleh dari nelayan yang menangkap di alam liar.
"Jarang orang mau pelihara ikan ini karena jika diternak satu tahun delapan bulan paling cepat bisa dipanen. Berbeda dengan nila yang enam bulan bisa panen,” lanjutnya.
Ikan bakar kapiek disajikan dengan nasi dilengkapi lalapan, pucuk rebung, dan gulai jangek atau kulit sapi serta banyak pilihan sambal pelengkap.
Darlis menuturkan bahwa ikan bakar kapiek yang memiliki rasa manis dan segar ini cukup diminati. Dalam sehari, dia dapat menjual 100 sampai 150 ekor dari pukul 10.30-15.00 WIB.
“Kami jual per ekor. Paling kecil Rp 20 ribu, paling mahal Rp 50 sampai Rp6 0 ribu per ekor. Nasi dan sambal Rp 15 ribu per porsi," tuturnya.
Menurut Darlis, warung ikan bakar kapie miliknya ada di Desa Empat balai, Kampung Pulau Balai, Kecamatan Kuok, Kampar
"Ikan bakar di sini termasuk murah. Tamu dari luar rata-rata dibawa ke sini. Orang luar negeri juga sering makan di sini,” ucapnya.
Nikmatnya ikan kapiek bakar tak bertulang, kuliner khas Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
- Tur Konser Asia di Jakarta, Personel JO1 Makan Ikan Bakar Hingga Ingin Lihat Sawah
- Nelayan Pendukung Ganjar Ajak Pelaut Ogan Ilir untuk Jaga Populasi Ikan Air Tawar
- Gegara Ini Harga Ikan Bakar Liliba Naik Hingga 40 Persen
- Ini Alasan Mengapa Anda Perlu Membatasi Konsumsi Ikan Bakar Saat Rayakan Tahun Baru