Nila Tanzil yang Gigih Menyemai Budaya Membaca di Indonesia Timur
Rutin Rotasi Buku Taman Bacaan agar Tak Bosan
Sabtu, 25 Agustus 2012 – 00:05 WIB
![Nila Tanzil yang Gigih Menyemai Budaya Membaca di Indonesia Timur](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20120824_200617/200617_56236_nila_tanzil.jpg)
Nila Tanzil saat ditemui di kantornya, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: Sekaring Ratri/Jawa Pos
Selama tiga tahun terakhir, Nila Tanzil sudah mendirikan 24 Taman Bacaan Pelangi di berbagai pelosok Indonesia Timur. Berdampak pada peningkatan kemampuan mengarang dan penguasaan kosakata bahasa Inggris anak-anak setempat.
SEKARING RATRI A., Jakarta
PERLAHAN anak-anak di Kampung Nara, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, itu membuka beberapa kantong plastik yang disodorkan Nila Tanzil dan seorang rekannya dari Belanda. Mata mereka takjub memandang barang yang ada di dalamnya: krayon. Memegang alat gambar itu pun, mereka sangat hati-hati.
"Ternyata, mereka belum pernah melihat krayon sebelumnya. Jadi, kayak ngelihat harta karun gitu. Terharu banget lihat ekspresi mereka," ungkap Nila kepada Jawa Pos tentang kejadian yang disaksikannya dua tahun silam tersebut.
Momen-momen menggetarkan seperti itulah yang membuat semangat lajang 36 tahun tersebut terus membuncah untuk tetap melanjutkan apa yang dimulainya sejak 2009: menyemai budaya membaca buku dengan membuka taman-taman bacaan yang dinamainya Taman Bacaan Pelangi (TBP) di pelosok Indonesia Timur.
Selama tiga tahun terakhir, Nila Tanzil sudah mendirikan 24 Taman Bacaan Pelangi di berbagai pelosok Indonesia Timur. Berdampak pada peningkatan
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah