Nila Tanzil yang Gigih Menyemai Budaya Membaca di Indonesia Timur
Rutin Rotasi Buku Taman Bacaan agar Tak Bosan
Sabtu, 25 Agustus 2012 – 00:05 WIB
Hasil penjelajahannya itulah yang lantas membuka matanya akan kondisi memprihatinkan anak-anak di kawasan terpencil tersebut. "Sarana hiburan mereka sangat terbatas. Kasihan banget. Pulang sekolah, mereka main di hutan sekalian cari kayu bakar untuk keperluan memasak orang tua mereka," katanya.
Nila langsung terpikir untuk membuka taman bacaan di daerah-daerah tersebut sebagai alternatif hiburan mencerdaskan bagi anak-anak. Dia ingin mereka bisa bersenang-senang dengan buku seperti juga yang dialaminya sejak kecil.
Terbawa sifatnya yang selalu spontan, saat itu juga dia langsung mewujudkan niat tersebut. Tapi, karena serba berasal dari kantong sendiri, Nila tidak bisa membikin gedung untuk lokasi taman bacaan tersebut. Seorang diri, Nila pun memberanikan diri bertanya kepada para penduduk setempat untuk menyediakan lokasi taman bacaan.
"Aku survei, cari rumah penduduk yang punya halaman luas. Lalu, aku ketuk-ketuk pintu aja, terus aku tanya sama mereka apa boleh buka taman bacaan di sini," kenangnya.
Selama tiga tahun terakhir, Nila Tanzil sudah mendirikan 24 Taman Bacaan Pelangi di berbagai pelosok Indonesia Timur. Berdampak pada peningkatan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408