Nila Tanzil yang Gigih Menyemai Budaya Membaca di Indonesia Timur

Rutin Rotasi Buku Taman Bacaan agar Tak Bosan

Nila Tanzil yang Gigih Menyemai Budaya Membaca di Indonesia Timur
Nila Tanzil saat ditemui di kantornya, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: Sekaring Ratri/Jawa Pos
Di tahap itu tantangan secara fisik harus dihadapi Nila. Sebanyak 24 TBP yang didirikannya tersebut rata-rata berlokasi di kawasan pegunungan atau laut yang sulit dijangkau. Ada TBP yang baru bisa diakses setelah bermobil selama lima jam, dilanjutkan dengan ngojek dua jam dan bonus jalan kaki dua jam.

Padahal, dia harus rutin mengunjungi 24 TBP itu meski sejak tahun ini sudah bekerja di Jakarta. Tujuannya, selain menengok perkembangan, juga merotasi buku dari satu TBP ke TBP lain agar anak-anak yang menjadi sasaran tidak bosan.

Belum lagi tantangan lain. Ada TBP yang sama sekali tak bisa dinikmati anak-anak setempat. Gara-garanya, si pemilik lahan memilih mengunci lemari tempat menyimpan buku.   

"Pengelolanya nelayan setempat. Waktu aku ke sana, lemarinya dikunci dan kuncinya dibawa dia yang sedang melaut. Aku bongkar paksa lemarinya. Eh, buku-bukunya masih bagus-bagus dan licin," kenang Nila. 

Selama tiga tahun terakhir, Nila Tanzil sudah mendirikan 24 Taman Bacaan Pelangi di berbagai pelosok Indonesia Timur. Berdampak pada peningkatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News