Nilai Budaya Simalungun Dalam Perjuangan Tuan Rondahaim

Oleh: Pdt. Juandaha Raya Purba Dasuha - Pendeta GKPS dan Budayawan Simalungun

Nilai Budaya Simalungun Dalam Perjuangan Tuan Rondahaim
Pendeta GKPS dan Budayawan Simalungun, Pdt. Juandaha Raya Purba Dasuha. Foto: Dokumentasi pribadi

Sikap amang ditunjukkanya dengan menjadi teladan untuk semua orang, baik rakyat dan para pejabatnya.

Selain bersikap penolong, Rondahaim siap menerima maaf bahkan memulihkan nama baik seseorang.

Raja Goraha Gaim Purba Sidadolog yang terkenal ketangguhannya berperang itu tidak segan-segan dihukumnya karena sikap sang panglima yang terkesan setengah hati melaksanakan tugas yang diperintahkannya melawan musuh kerajaan.

Panglima Gaim Purba Sidadolog dibiarkannya terlentang di panas matahari di halaman istana ditonton orang banyak dengan tubuh terikat, setelah mulutnya disusupi bara kayu perapian.

Hukuman berakhir dan diampuni setelah Panglima Gaim mengaku tobat dan siap melaksanakan perintah Tuan Rondahaim menaklukkan musuhnya dalam pertempuran. 

b. Tipak Maradat 

Tuan Rondahaim sebagai kepala pemerintahan juga kepala adat. Di Simalungun sebetulnya adat berawal dari istana raja.

Acuan adat adalah praktek yang terjadi di istana raja. Itulah sebabnya, ada beberapa variasi dalam adat Simalungun, karena raja di Simalungun bukan hanya satu, di samping ada banyak partuanon yang masing-masing memiliki pola adat yang bervariasi di sana sini.

Tuan Rondahaim adalah amang tempat rakyat mengadu untuk setiap persoalan baik nafkah, silang sengketa, perkara bahkan perjodohan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News