Nilai Prabowo
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
Kesan politiknya: mereka punya loyalitas ganda. Ada yang menyebut mereka lebih loyal ke Jokowi daripada ke Prabowo. Padahal, sangat manusiawi para menteri yang mantan anak buah Jokowi berlebaran ke mantan bosnya. Apalagi kalau ini benar: mereka bisa jadi menteri lagi berkat rekomendasi dari Jokowi.
Masalahnya: sehari sebelumnya Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden Megawati, padahal masih terjadi ketegangan yang luar biasa antara Presiden Jokowi dan Presiden Megawati.
Sebenarnya tidak perlu ada teori seperti itu: "menggandeng Megawati" untuk "menjauhi Jokowi".
Prabowo pasti sudah berhitung: tidak ada untungnya meninggalkan Jokowi. Ruginya lebih besar daripada keuntungan menggandeng Megawati.
Pertemuan dengan Megawati harus ditafsirkan bahwa ''mengurangi musuh akan lebih baik'' –apalagi kalau itu tanpa mengurangi "sejawat".
Masyarakat juga perlu diberi gambaran bahwa Presiden Prabowo tidak bermusuhan dengan siapa pun.
Terlalu banyak kesulitan negara yang akan bertambah sulit dengan permusuhan antarelite. Ditambah kita pun baru saja terkena prank terbesar abad ini: maju-mundurnya Presiden Donald Trump dengan langkah tarif bea masuknya.
Sampai-sampai Presiden Prabowo sempat menegaskan: akhiri era kuota-kuota dalam impor. Jangan ada lagi kuota. Bebaskan impor.
MENGAPA banyak menteri anggota kabinet pergi ke Solo di saat Presiden Prabowo Subianto melawat ke luar negeri sejak dua hari lalu?
- Tepuk Tangan Buat Malut United! 10 Laga Tak Terkalahkan, Jokowi pun Kagum
- Soal Evakuasi 1.000 Warga Gaza ke Indonesia, Pengamat Beri Catatan Kritis Buat Pak Prabowo
- Indonesia-Mesir Sepakat Tingkatkan Hubungan Bilateral Jadi Kemitraan Strategis
- Mbak Titiek
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?