Nilai Rocky
Oleh: Dahlan Iskan
Sebagai lulusan terbaik Akabri tahun 1970, Luhut tentu ingin pada suatu saat mencapai jabatan tertinggi di angkatan darat: KSAD, apalagi saat itu pangkatnya sudah letnan jenderal.
Akan tetapi ia dipanggil seniornya: Jenderal Sintong Panjaitan. Sintong sedang menjabat penasihat Presiden BJ Habibie bidang militer.
Saat itu Habibie ingin memperbaiki hubungannya dengan Singapura. Hubungan itu renggang akibat Habibie sangat kecewa pada Singapura.
Habibie menganggap Singapura tidak cukup membantu tetangga terdekat yang lagi mengalami krisis moneter. Lalu, saat diwawancarai media asing, Habibie menunjukkan peta dunia. Betapa luas Indonesia. "Titik merah kecil itu Singapura," katanya.
Singapura merasa diremehkan. Hubungan kian tidak baik. Sintong melihat Luhut mampu mengatasi ketegangan dua negara.
Maka Luhut diminta mau menjadi duta besar di Singapura. Luhut menolak. Ia keberatan kalau harus mendadak berhenti dari dinas militer.
Sintong memaksanya. Luhut tetap menolak. Ia ingin masih bisa menjadi KSAD. Sintong marah. "Jelek sekali muka kamu," bentak Sintong. Luhut tetap menolak.
Sintong mengeluarkan jurus pemungkas: "Ini perintah langsung Panglima Tertinggi!".