Nilai Tukar Petani Naik
Senin, 02 November 2009 – 17:48 WIB
Sementara itu, dari 32 propinsi yang dilaporkan, lanjut Rusman, perubahan NTP pada bulan September 2009 terhadap NTP Agustus 2009 bisa dikatakan sangat beragam. Kenaikan tertinggi terjadi di propinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yakni sebesar 1,60 persen, sedangkan terendah di propinsi Maluku yang turun sebesar 1,14 persen.
Baca Juga:
“Tingginya NTP di Kalsel, disebabkan oleh adanya kenaikan subsektor tanaman perkebunan rakyat khususnya komoditi karet yang naik 4,49 persen. Sedangkan penurunan yang tajam di propinsi maluku terutama terjadi akibat penurunnya yang cukup signifikan pada subsektor perikanan, khususnya komoditi ikan kembung yang turun sebesar 3,64 persen,” paparnya.
Sementara itu ketika disinggung mengenai perkembangan harga produsen gabah, Rusman menjelaskan bahwa dari 942 transaksi harga gabah di 16 propinsi selama Oktober 2009, komposisi jumlah observasi didominasi oleg Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 77,07 persen yang kemudian diikuti oleh gabah kualitas rendah sebesar 14,12 persen dan gabah Kering giling (GKG) sebesar 8,81 persen.
“Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualias GKG senilai Rp 4.885 per kilogram di Kabupaten Pasaman, Sumbar. Sedangkan harga terendah berasal dari gabah kualitas rendah senilai Rp 2.100 per kilogram di Kabupaten Sukabumi, Jabar,” sebutnya. (cha/JPNN)
JAKARTA- Badan Pusat Statistik (BPS) memantau harga-harga pedesaan di 32 propinsi di Indonesia pada bulan September 2009, nilai tukar petani (NTP)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Pejabat Usul Moratorium Mutasi PNS & PPPK Mulai Berlaku Awal 2025
- Yasonna Mengaku Tak Ditanya Soal Keberadaan Harun Masiku saat Diperiksa KPK
- Baharkam Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Komoditas Jagung di Cianjur
- Kunjungi Kaltim, Delegasi Selangor Jalin Kolaborasi Regional untuk Pencegahan Dengue
- 7.657 Penumpang Diprediksi Masuk Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang di Puncak Nataru
- Bencana Longsor di Temanggung Tewaskan Satu Warga