Nilmaizar: Kejahatan seperti Bunyi Gema

Nilmaizar: Kejahatan seperti Bunyi Gema
Nilmaizar. Foto: Ist for Padang Ekspres/JPG

Berhasil mengamankan poin maksimal itu juga memantik semangat manajemen Pusamania. Mereka bahkan langsung mengucurkan bonus sebesar Rp 700 juta kepada Hamka Hamzah dan kawan-kawan.

“Bonus itu untuk laga ini. Nanti untuk final ada lagi,”kata Nabil Husein Said, CEO Pusamania setelah pertandingan. 

Di sisi lain, pihak Kabau Sirah – julukan Semen Padang—tidak menerima kekalahan tersebut. Menurut mereka, kekalahan yang baru saja mereka alami itu bukan karena kualitas permainan Hengki Ardiles dan kawan-kawan yang buruk melainkan karena faktor kepemimpinan wasit yang buruk sepanjang laga.

“ Ini karena human eror wasit, dan saya melihat kualitas Thoriq Alkatiri tidak sebagus empat tahun lalu,” keluh Dino Sefriyanto, asisten pelatih Semen Padang saat jumpa pers.

Menurutnya, bukan hanya penalti yang menurut mereka tidak adil, tapi juga sejumlah keputusan sepanjang pertandingan yang kesannya lebih berpihak kepada tuan rumah. Termasuk sanksi kartu merah yang harus diberikan kepada gelandang serang mereka Vendry Mofu di menit ke-89.

Selain itu, pelatih Semen Padang Nil Maizar mengungkapkan bahwa, kekalahan telak di leg pertama itu tidak lantas menguburkan impian mereka untuk menembus babak final.

“Kami akan berjuang habis-habisan untuk membalas kekalahan ini di leg kedua. Ingat, kejahatan itu seperti bunyi gema, semakin dipukul maka pantulan suara yang balik juga makin kencang,” kata Maizar lantas meminta semua awak media menerjemahkan sendiri kalimat bersayapnya itu. (ben)

SAMARINDA - Dua tim semifinalis asal Kalimantan Timur, Mitra Kutai Kartanegara dan Pusamania Borneo FC sama-sama berhasil mengantongi poin maksimal


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News