NIP PPPK Jalur Honorer K2 Juga Terganjal Masalah Fiskal

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi II DPR Herman Khaeron mengatakan, belum diprosesnya Nomor Induk Pegawai atau NIP sekitar 50 ribu honorer K2 yang sudah lulus tes PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) tahap I 2019, juga terganjal masalah fiskal.
“Ini persoalan dengan fiskal, perubahan anggaran di daerah itu juga tidak mudah seiring dengan pergantian para anggota DPRD. Pascapemilu kan di DPRD juga terjadi pergantian-pergantian," ucap Herman saat berbincang dengan JPNN, Rabu (18/9).
Masalah itu, menurutnya berkaitan dengan pembahasan Peraturan Daerah alias Perda tentang APBD. Sebab, anggaran untuk PPPK di masing-masing daerah harus ada nomenklaturnya.
"Itu harus diputuskan di dalam Perda, itu harus mengubah anggaran daerah. Sehingga prosesnya di ketersediaan anggaran yang harus ada keputusannya di Perda. Saya sudah tanya pemerintah begitu alasannya," jelas politikus Demokrat itu.
Herman menambahkan, anggaran untuk PPPK itu kabarnya merupakan slot untuk CPNS yang dialihkan kepada PPPK. Di sinilah diperlukan penyesuaian di daerah.(fat/jpnn)
Wakil Ketua Komisi II DPR Herman Khaeron mengatakan, belum diprosesnya Nomor Induk Pegawai atau NIP sekitar 50 ribu honorer K2 yang sudah lulus tes PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) tahap I 2019, juga terganjal masalah fiskal.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- BKN Minta Instansi Gercep Urus Pemberkasan NIP Peserta Lulus Seleksi ASN
- Gita Wirjawan dan Sri Mulyani Bicara Menjaga Stabilitas Fiskal RI di Tengah Ketidakpastian Global
- Honorer R2/R3 Datang Mengadu, Mardani Surati Mendagri, Pengangkatan PPPK Dipercepat
- Anggaran IKN Masih Diblokir, Ekonom: Untuk Kesehatan Fiskal
- Simak Kalimat Apen saat Demo Honorer R2-R3, Bagaimana Pendapat Anda?
- Ribuan Honorer Bahagia jadi PPPK 2024, Ratusan Lainnya Enggak Dianggap