Nobar Bandung

Oleh: Dahlan Iskan

Nobar Bandung
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Di situ saya kenal Julian Chandra, ketua persatuan pelajar Indonesia di Fujian. Dia lulusan SMK Cibinong yang kini mengambil prodi manajemen keuangan.

Malamnya saya kumpul mahasiswa Indonesia lagi. Di kota Fuzhou. Satu jam dari Fuqing. Julian ikut ke Fuzhou. Makan malam lagi. Di restoran Indonesia di Fuzhou.

Nama restonya: Bandung. Pemiliknya memang asal Bandung: Hartanto Wiratama Tanto. Dia punya istri orang Xiamen.

Hartanto kini menjadi ketua Warung Kopi Fujian (lihat Disway kemarin), menggantikan Christopher Tungka.

Coba saja masih di Fuqing, atau di Fuzhou, bisa nobar seru di resto Bandung. Ups...tidak bisa. Tanto sendiri sudah punya tiket terbang ke Qingdao: nonton timnas langsung di Qingdao.

Akan tetapi saya di Nanchang. Nonton sendirian. Tidak mau minta diadakan nobar. Kalaupun ingin nobar pasti yang lain pro Tiongkok -alangkah tersiksanya batin.

Yang juga menyesal tidak bisa nonton ke Qingdao tidak hanya saya. Juga seorang dokter Sahabat Disway: dr Jagaddhito. Ahli jantung. Aktivis mahasiswa saat di Unair. Lalu ambil spesialis jantung di UGM. Sekarang dia bertugas di RSUD Brebes, Jateng.

Jagaddhito akan sekolah di Qingdao -di Ri Zhao, dekat Qingdao. Beberapa hari lagi dia berangkat. Tiket sudah terbeli. Tidak bisa dimajukan.

Keinginan perusuh Disway agar saya nonton Timnas sepak bola bertanding lawan China di sana sulit dipenuhi. Saya harus terbang dulu ke Shanghai lalu ke Qingdao.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News