Nobel Caltech
Dahlan Iskan
Di Caltech mahasiswanya khusus melakukan riset. Kebanggaan jadi mahasiswa di Caltech tidak kalah dengan di Harvard, MIT maupun Stanford.
Bahkan di Caltech satu profesor hanya boleh mengajar dua mahasiswa. Jumlah mahasiswanya tidak banyak untuk ukuran Amerika: 2.500 orang. Lebih separonya program doktor.
Maka tidak heran bila Caltech sudah melahirkan 47 pemenang hadiah Nobel --bandingkan dengan seluruh Tiongkok yang hebat itu.
Satu Caltech melahirkan begitu banyak pemenang Nobel. Tiongkok belum satu pun menghasilkan ilmuwan kelas pemenang Nobel. Mungkin saja karena Tiongkok-modern memang baru seumur jagung dibanding Caltech.
Saya belum mendengar ada mahasiswa asal Indonesia yang pernah kuliah riset di Caltech. Namun Kevin tidak hanya pernah mendengar. Ia tahu sendiri: ada.
Kevin kenal orangnya. Juga anak Semarang. Adik kelasnya di SMA Kolese Loyola. Namanya panjang. Ada unsur nama sekolahnya, ada unsur jurusan kuliahnya dan ada unsur gunungnya: Iganatius de Loyola Indi Argadestya.
Di Caltech Ignatius riset mengenai geologi, pergeseran lapisan bumi sampai ke soal planet Mars. Betapa hebat proposal Ignatius sampai mendapat persetujuan untuk riset master sembilan bulan di situ.
Sayang saya tidak bisa menemuinya: Ignatius lagi saya telusuri di mana alumni UPN Jogja itu sekarang: di Bern, Swiss.