Noor Huda Ismail, Konsultan Sukses yang Berdayakan Para Napi Teroris
Urusi JI Hitam dan Abu-Abu, Bikin Tambak hingga E-Trading
Senin, 22 Maret 2010 – 01:22 WIB
"Saya penasaran, kenapa hidup para mantan napi kasus terorisme masih susah dan tidak mendapat apresiasi dari masyarakat?" kata bapak satu anak itu kepada Jawa Pos yang menemuinya di Surabaya Sabtu lalu (20/3). Hari itu dia menemui beberapa eks napi teroris yang tinggal di Sidoarjo dan Surabaya.
Di mata Noor, para eks napi teroris itu sebenarnya berkepribadian dan bisa dipercaya. Selain itu, mereka tidak neko-neko, pekerja keras, dan mentalnya sudah teruji. "Sayangnya, cap teroris di dahi mereka masih sulit diterima masyarakat atau pemerintah," jelasnya.
Kondisi itu bagi Noor sangat memalukan sekaligus membahayakan. "Memalukan karena ini menunjukkan betapa masyarakat dan pemerintah tak punya skema jelas untuk sebuah upaya deradikalisasi (memerangi radikalisme)," tuturnya. "Berbahaya karena mereka mempunyai kemampuan combatant (bertempur) yang tak bisa dipandang sebelah mata," urainya.
Dia tak bisa membayangkan, bagaimana jika mereka lantas putus asa karena susah hidup normal di masyarakat, kemudian kembali lagi ke habitat asalnya. "Mereka bisa balik lagi meneror. Kalau ini dilakukan, bisa menjadi ancaman serius," imbuh alumnus Pondok Pesantren Ngruki itu.
Pekerjaan Noor Huda Ismail sebagai konsultan di sejumlah perusahaan PMA (penanaman modal asing) sebenarnya sudah sangat mapan. Tapi, dia tak puas
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408