Noor Huda Ismail, Konsultan Sukses yang Berdayakan Para Napi Teroris
Urusi JI Hitam dan Abu-Abu, Bikin Tambak hingga E-Trading
Senin, 22 Maret 2010 – 01:22 WIB
Rupanya, karakter ikhwan JI yang relatif mudah bersyukur dan tidak nafsu memburu keuntungan yang lebih besar, sangat cocok di bidang e-trading. "Beda dengan saya. Kalau mereka, untung sedikit, langsung lepas. Jadi, tidak pernah kalah," imbuhnya, kemudian tersenyum.
Noor mengakui, upaya paling besar yang dia lakukan memang masih di Jakarta, Solo, dan Semarang. "Semarang adalah kota tempat tinggal. Jakarta adalah tempat saya mencari nafkah, dan Solo karena merupakan kota kedua saya," kata pria lulusan Ponpes Ngruki 1991 tersebut. "Ini karena keterbatasan waktu saja. Namun, dalam waktu dekat saya juga akan mencoba mengurusi ikhwan di Surabaya," urainya.
Noor menjelaskan, upaya membantu para ikhwan secara nyata itu baru bisa dilakukan sejak 2006. "Namun, keinginannya sudah lama," tuturnya.
Riwayat hidup Noor memang sudah "dekat" dengan kelompok para ikhwan itu. Sejak muda dia sudah masuk kelompok relovusioner 'kanan'. Bapaknya adalah pegawai negeri sipil, pendukung Golkar sejati, tapi tersingkir karena intrik politik. "Ibu saya tidak boleh pakai kerudung ketika menghadiri acara di kantor Bapak," ucapnya. Karena itu, sejak kecil dia sudah mendendam kepada rezim Orde Baru.
Pekerjaan Noor Huda Ismail sebagai konsultan di sejumlah perusahaan PMA (penanaman modal asing) sebenarnya sudah sangat mapan. Tapi, dia tak puas
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408