Noor Huda Ismail, Konsultan Sukses yang Berdayakan Para Napi Teroris

Urusi JI Hitam dan Abu-Abu, Bikin Tambak hingga E-Trading

Noor Huda Ismail, Konsultan Sukses yang Berdayakan Para Napi Teroris
Noor Huda Ismail. Foto : Ridlwan Habib/JAWA POS
   

Rupanya, karakter ikhwan JI yang relatif mudah bersyukur dan tidak nafsu memburu keuntungan yang lebih besar, sangat cocok di bidang e-trading. "Beda dengan saya. Kalau mereka, untung sedikit, langsung lepas. Jadi, tidak pernah kalah," imbuhnya, kemudian tersenyum.

   

Noor mengakui, upaya paling besar yang dia lakukan memang masih di Jakarta, Solo, dan Semarang. "Semarang adalah kota tempat tinggal. Jakarta adalah tempat saya mencari nafkah, dan Solo karena merupakan kota kedua saya," kata pria lulusan Ponpes Ngruki 1991 tersebut. "Ini karena keterbatasan waktu saja. Namun, dalam waktu dekat saya juga akan mencoba mengurusi ikhwan di Surabaya," urainya.

   

Noor menjelaskan, upaya membantu para ikhwan secara nyata itu baru bisa dilakukan sejak 2006. "Namun, keinginannya sudah lama," tuturnya.

   

Riwayat hidup Noor memang sudah "dekat" dengan kelompok para ikhwan itu. Sejak muda dia sudah masuk kelompok relovusioner 'kanan'. Bapaknya adalah pegawai negeri sipil, pendukung Golkar sejati, tapi tersingkir karena intrik politik. "Ibu saya tidak boleh pakai kerudung ketika menghadiri acara di kantor Bapak," ucapnya. Karena itu, sejak kecil dia sudah mendendam kepada rezim Orde Baru.

Pekerjaan Noor Huda Ismail sebagai konsultan di sejumlah perusahaan PMA (penanaman modal asing) sebenarnya sudah sangat mapan. Tapi, dia tak puas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News