Noor Huda Ismail, Konsultan Sukses yang Berdayakan Para Napi Teroris
Urusi JI Hitam dan Abu-Abu, Bikin Tambak hingga E-Trading
Senin, 22 Maret 2010 – 01:22 WIB

Noor Huda Ismail. Foto : Ridlwan Habib/JAWA POS
Ketika masuk Ngruki, dia berkenalan dengan sejumlah nama tenar. Di antaranya yang paling dekat adalah Mubarok, yang kini terpidana seumur hidup karena menjadi operator utama bom Marriott I 2003. Di Ngruki, dia kemudian direkrut masuk Darul Islam (DI). Ini terbawa hingga dia kuliah dobel di IAIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta dan Fakultas Komunikasi UGM. "Ada latihan-latihan militernya juga. Tapi, tidak sepadat dan seserius latihan militer JI," ucapnya.
Namun, pada pertengahan 1989, perpecahan melanda DI. Bukan hanya secara internal, tetapi juga dengan kelompok radikal Islam lainnya. Ini membuatnya kecewa. "Saya memutuskan keluar. Bagaimana tidak kecewa, sama-sama salatnya, sama-sama nabinya, tapi malah saling menyalahkan," urainya.
Setelah itu, hidupnya berubah menjadi sekuler. Lulus UGM pada 1999, dia berkelana. Dia kemudian menjadi kontributor Washington Post di kawasan Asia Tenggara hingga 2005. Setahun kemudian, dia mendapat beasiswa di Inggris. Temanya: International Security. Dia mempelajari semua faksi politik bersenjata di seluruh dunia.
Untuk itu, dia sempat mengunjungi sejumlah hot spot terorisme dunia, terutama Eropa. Dia pernah bertemu mantan anggota Baader Meinhoff di Jerman, Brigatte Rosse di Italia, kelompok separatis ETA di Basque, Spanyol, dan ke Irlandia Utara bertemu tokoh-tokoh IRA. Yang paling berkesan ketika dia berkunjung ke Irlandia Utara. "Di sana program rekonsialiasinya bagus. Pemerintah Inggris benar-benar tanggap bagaimana menangani masalah radikalisasi," urainya.
Pekerjaan Noor Huda Ismail sebagai konsultan di sejumlah perusahaan PMA (penanaman modal asing) sebenarnya sudah sangat mapan. Tapi, dia tak puas
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri