Normalisasi Sungai ala Ahok Merusak Lingkungan
Dengan begitu berbagai kesulitan yang terjadi, seperti pembiayaan penanganan banjir serta sumber daya manusia dapat ditangani bersama.
"Kerjasama dengan pemerintah pusat harus benar-benar kuat. Jangan jalan sendiri sendiri. Sekarang normalisasi yang kerjakan Pempus. Jadi kalau tanggung jawab ini Kementerian PU maka otomatis antara PU dan daerah harus kompak seperti bangun waduk itu tanggung jawab siapa pusat, provinsi atau kabupaten kota," tegas Yayat.
Kemudian, Yayat juga menyarankan mengenai dana sumbangan Pemda DKI kepada Kota Bogor harus jadi prioritas untuk menanggulangi permasalahan banjir di kedua kota di Indonesia itu. Karena salah satu penyebab banjir DKI adalah air kiriman dari Bogor.
Jadi Bogor harus dibantu dalam membenahi ancaman air penyebab banjir Jakarta dengan membuat waduk dan tangkapan air di sepanjang aliran sungai.
"Selama ini nggak sumbangan dari DKI ke Bogor dulu dijanjikan Rp 100 miliar bagaimana realisasi janji itu bisa diwujudkan? Karena dalam penyerapan ternyata tak jalan tak semuanya bisa diwujudkan," paparnya.
Dengan begitu, kepada siapapun yang nantinya menjabat Gubernur DKI Jakarta, Yayat menegaskan harus membuat master plan bersama antara pemerintah pusat dan daerah dalam menangani masalah banjir yang merugikan masyarakat Jakarta. (wok)
Normalisasi sungai di Jakarta masih berjalan lamban. Dari 14 sungai yang melintasi Ibukota, hanya Sungai Ciliwung saja yang sudah digarap.
Redaktur & Reporter : Adil
- Pertamina Dukung Festival Ciliwung 2024 sebagai Komitmen pada Keberlanjutan Lingkungan
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok
- Pramono Sebut Nama Anies Hingga Ahok Setelah Unggul di Quick Count
- Pramono-Rano Bisa Menang Satu Putaran Jika Anak Abah-Ahoker Bersatu
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok
- Dukungan Anies untuk Pram-Rano Bakal Berdampak Signifikan