Noval Tinggalkan Dunia Malam, Nanda Ingin Balas Dendam
Rabu, 01 Mei 2013 – 05:39 WIB

DARI MIMPI: Nanda Okkyanti bersama siswa SD Kristen Mahaleta di Pulau Sermata. F-RUKIN FIRDA/JAWA POS/JPNN
Menghadapi bapak tersebut, Romlah hanya menangis seraya memohon maaf. Apalagi, ketika mendengar penuturan sang bapak bahwa dialah satu-satunya guru di sekolah yang terdiri atas enam kelas tersebut.
Tangis Romlah semakin menjadi-jadi ketika sang bapak menceritakan bahwa dirinya tidak datang sendiri. Beberapa warga desa dan siswa sekolah turut datang ke Tepa secara khusus untuk menyambut Ibu Guru Romlah.
Bersama rekan-rekannya, Romlah akhirnya memutuskan untuk turun dari kapal menemui warga. Dia berniat menyampaikan permohonan maaf karena tidak jadi ditugaskan di Marsella.
Penjelasan itu membuat Dermaga Tepa serasa diguyur hujan tangis. Tidak hanya tangis Romlah yang semakin menjadi, tapi juga tangis warga dan siswa yang kecewa karena keinginannya untuk mendapatkan guru tidak jadi terlaksana.
RATUSAN calon guru dari Surabaya rela mengabdikan diri di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Inilah catatan wartawan Jawa Pos RUKIN FIRDA
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu