Novanto Besok Divonis, KPK Berancang-ancang Bidik Pihak Lain
jpnn.com, JAKARTA - Setya Novanto yang kini menjadi terdakwa perkara korupsi e-KTP akan menghadapi sidang dengan agenda pembacaan vonis, besok (24/4). Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun mengharapkan majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta mengabulkan tuntutan hukuman 16 tahun penjara bagi mantan ketua DPR itu.
Menurut Ketua KPK Agus Rahardjo, pihaknya sangat yakin bahwa tuntutan 16 tahun penjara untuk Novanto bakal dikabulkan majelis hakim. “Ya dihukum yang proporsional,” kata Agus di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (23/4).
Agus juga menegaskan bahwa KPK tidak sepakat jika Novanto mendapatkan status justice collaborator. Karena itu, KPK juga meminta hakim menolak usaha Novanto mendapatkan JC.
“Jadi kan terungkap di pengadilan mengenai kesalahan-kesalahan beliau (Novanto, red),” ujarnya.
Apakah KPK akan segera menggunakan vonis atas Novanto untuk menjerat anggota DPR lainnya yang terseret kasus e-KTP? Agus menegaskan, KPK selalu mengikuti proses hukum berdasarkan fakta yang terungkap di pengadilan dan hasil penyelidikan yang ditindaklanjuti dengan penyidikan dan penuntutan.
“Kalau kemudian ada yang harus ditindaklanjuti, ya ditindaklajuti,” kata Agus.
Menurut Agus, perkara e-KTP ini tidak hanya melibatkan klaster DPR. Melainkan juga untuk membidik klaster pemerintah dan pengusaha.
“Kalau ada cluster DPR ya nanti kami dalami apakah memang ada yang perlu ditindaklanjuti,” katanya.(boy/jpnn)
KPK mengharapkan Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan hukuman 16 tahun penjara untuk Setya Novanto sesuai tuntutan jaksa penuntut umum.
Redaktur & Reporter : Boy
- KPK Dalami Ekspor Batu Bara dari Pemeriksaan Dirjen Bea Cukai
- Usut Kasus korupsi CSR, KPK Periksa Pejabat Bank Indonesia
- 5 Berita Terpopuler: KemenPAN-RB Punya Info Terbaru, Dirjen Nunuk Bergerak Urus Guru Honorer, tetapi Masih Proses
- Mahasiswa Desak KPK Periksa Bupati Daerah Ini
- KPK Jerat 2 Orang sebagai Tersangka Kasus Korupsi PT PP
- Dilaporkan Eks Staf Ahli DPD ke KPK, Senator Rafiq Al Amri: Apa-apaan ini?