Novi Empat Tungku

Oleh: Dahlan Iskan

Novi Empat Tungku
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Meindy pun tes bersama istri: sama-sama positif. Salah satu dari tiga anak mereka juga positif. Itu tanggal 18 Juni lalu.

Mereka memutuskan isolasi di rumah.

Namun, batuk Novi tidak kunjung reda. Bahkan saturasinya turun tinggal 80. Mereka memang punya alat ukur tensi, temperatur, dan saturasi di rumah.

Mereka pun menyerah: mau masuk rumah sakit. Namun, tidak mau dijemput ambulans. Maka Meindy yang mengantarkan sang istri ke RS Santoso Bandung.

Setelah parunya difoto ternyata sudah sangat berkabut. Langsung dimasukkan ICU. Berbagai pengobatan dilakukan. Termasuk transfusi plasma konvalesen. Sampai pun ventilator invasif: tidak tertolong.

Apakah Novi punya komorbid? "Tidak ada," ujar Meindy. "Hanya obesitas," tambahnya.

Berat badan Novi memang naik terus. Sampai di atas 100 Kg.

Berbagai upaya menurunkan badan tidak berhasil. Makan beras merah. Gagal. Hanya makan sayur dan buah, juga gagal. Dia juga pernah menuruti saran dokter dari India. Soal pengaturan makanan. Hasilnya: Novi diare.

Biofarma sudah berhasil memproduksi vaksin Sinovac di Bandung, 1,5 juta sehari, Dokter Novi pergi dengan membawa prestasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News