NTB Perlu Mengembangkan Destinasi Halal Tingkat Dunia
jpnn.com, MATARAM - Anggota Komisi XI DPR M. Sarmuji mengatakan seharusnya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan transformasi. Pasalnya, ketergantungan kepada Newmont demikian besar
terhadap pembangunan daerah, bahkan pertumbuhan ekonomi NTB sebagaian besar didukung oleh Newmont. Begitu perusahaan tambang ini mengurangi produksi ekspor, pertumbuhan ekonomi NTB mengalami kontraksi.
Karena itu, kata Sarmuji, perlu ditemukan leverage faktor (penggunaan aset dan sumber dana) selain tambang, untuk bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi. Sebenarnya ada potensi luar biasa NTB yakni wisata seperti pantai-pantainya cukup indah, budayanya beaneka ragam.
“Dan yang bisa dikembangkan secara khusus adalah wisata halal yang sekarang mulai merebak di seluruh dunia,” ungkap Sarmuji di sela-sela kunker ke NTB baru-baru ini.
Bahkan, sambung dia, kalau NTB menjadi pusat wisata halal bagi destinasi dunia, insya Allah pertumbuhan ekonomi NTB akan kembali tinggi.
Menurut politikus Golkar ini, NTB harus bisa menemukan faktor yang bisa dijual dan menghasilkan pendapatan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebetulnya sektor pariwisata adalah sangat strategis karena semua orang bisa terlibat di sektor ini, seperti industri kreatif, kuliner khas, kerajinan, hotel serta restoran.
Lebih lanjut, dia mengatakan berbagai sektor itu bisa tumbuh serentrak apabila sektor pariwisata dikembangkan dan NTB punya modalitas cukup besar untuk itu.
Sektor prioritas dalam pembangunan nasional pada 2017 salah satunya adalah pariwisata. Bahkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memprediksi tahun 2019 industri pariwisata mampu melampaui sektor migas sebagai penghasil devisa terbesar dengan nilai US$24 miliar.
Halal Tourism yang saat ini tengah gencar digarap oleh NTB dan sangat berpotensi untuk berkontribusi dalam pencapaian target sebanyak 20 juta wisatawan pada 2019 mendatang. Perkembangan pariwisata di NTB pun tergolong pesat dalam tiga tahun terakhir dengan pertumbuhan wisatawan yang tumbuh di atas 20 persen.
Dalam laporan tersebut dipaparkan beberapa kekuatan Indonesia dalam melakukan program wisata halal antara lain berpengalaman dalam penyediaan tempat ibadah sholat di area publik. Selain itu, atraksi untuk wisatawan berkembang baik dan banyak tersedia di Indonesia. Perkembangan hotel syariah dan tempat wisata yang memiliki ‘value for money’ juga dimiliki oleh Indonesia.(adv/jpnn)
NTB harus bisa menemukan faktor yang bisa dijual dan menghasilkan pendapatan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Darurat Penyelamatan Polri: Respons Terhadap Urgensi Pengembalian Reputasi Negara Akibat Kasus Pemerasan DWP 2024
- Legislator PKS Desak Kejagung & BPK Sita Duit Judi Online Rp 187,2 Triliun di Lembaga Keuangan
- Kenaikan PPN 12 Persen, Marwan Cik Asan Mendukung karena Ada Perlindungan bagi Masyarakat Bawah
- Konflik Pulau Rempang, Mafirion DPR: BP Batam Jangan Lepas Tangan, PT. MEG Tak Punya Hak Berpatroli
- Menolak Lupa!: Pentingnya Pilkada Langsung Dalam Kehidupan Demokrasi Bangsa Indonesia
- Terungkap saat RDP di Komisi III, Anak Bos Toko Roti Pernah Bilang Kebal Hukum