NTB Zona Merah, Tak Hanya Tiga Janda Masuk Jaringan Santoso

jpnn.com - MATARAM – Jaringan teroris Poso yang dikomandoi Santoso erat kaitannya dengan Bima. Beberapa warga asal Bima telah bergabung dengan kelompok sipil bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Baru-baru ini, Polda Sulawesi Tengah mengidentifikasi tiga janda teroris asal Bima masuk dalam jaringan Santoso. Namun Polda NTB baru mendeteksi satu orang saja. Yakni Umi asal Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima.
“Kemungkinan adanya jaringan Santoso di Bima masih kami telusuri. Apakah memang ada atau tidak jaringan Poso bersembunyi di Bima,” kata Kabidhumas Polda NTB AKBP Tribudi Pangastuti, kemarin.
Untuk mengungkap keberadaan Jaringan Santoso, Polda NTB telah berkoodinasi dengan tukang tangkap teroris, Densus 88 Antiteror. Bahkan, mereka telah meminta bantuan BNPT dan Kominda untuk memburu embrionya di Bima.
“Kami belum bisa menduga-duga, apakah ada atau tidak. Makanya kami minta bantuan Densus untuk melacak keberadaan jaringan teroris Santoso,” kata Tribudi seperti dilansir Harian Lombok Pos (Grup JPNN.com), Selasa (5/1).
Terkait keterlibatan tiga janda teroris yang gabung kelompok Santoso, Tribudi mengaku, dua orang belum terdeteksi. Pihaknya baru mengetahui identitas satu orang saja.
“Baru satu orang saja. Janda Basri itu biasa dipanggil Umi. Lengkapnya kami belum tahu,” katanya.
Sementara, dua orang lainnya masih dalam proses penelusuran. Tribudi mengaku, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polda Sulteng dan Densus. Mereka hanya memberikan identitas saja tanpa disertai dengan foto tiga orang tersebut.
MATARAM – Jaringan teroris Poso yang dikomandoi Santoso erat kaitannya dengan Bima. Beberapa warga asal Bima telah bergabung dengan kelompok
- AKBP Fajar Ditangkap Propam Mabes Polri, Kasusnya Dobel
- Seorang Polisi di Makassar Kena Panah, Pelakunya
- Terdakwa Korupsi Dana Desa Dituntut 5,6 Tahun Penjara
- Begini Peran Abi Aulia dalam Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Amelia Terkapar
- Polisi Usut Pengeroyokan Pelajar SMK di Cianjur yang Viral
- 3 Residivis Kasus Narkoba di Bali Berulah Lagi